Cara Menghitung Tinggi Matahari dan Sudut Waktu Matahari

Untuk melengkapi data penghitungan awal waktu Shalat dengan menggunakan Kalkulator, perlu kiranya kita mempelajari mengenai cara Menghitung Tinggi Matahari dan Sudut Waktu Matahari untuk mendapatkan data yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi pada keduanya, mengingat kedua data tersebut sangat dibutuhkan dalam Penghitungan Waktu Shalat.



Tinggi Matahari

Saat Matahari berada di bawah Ufuk, maka Tinggi Matahari bernilai Negatif dengan ditandai dengan tanda minus (-), seperti tinggi Matahari Waktu Terbit Matahari, Terbenam Matahari (Maghrib), Waktu Isya dan Waktu Shubuh.

Sedangkan ketika Matahari berada di atas Ufuk, maka Tinggi Matahari bernilai Positif dengan diberi tanda plus (+) atau tanpa tanda, seperti tinggi Matahari waktu Shalat Ashar, Idul Fitri, Idul Adha dan Dhuha.

Pada dasarnya untuk data Tinggi Matahari yang digunakan dalam menghitung waktu Shalat telah ditetapkan sebagai berikut ;

Maghrib - 01¤ (di bawah Ufuk)
Isya' - 18¤ (-17 + -1¤) (di bawah Ufuk)
Shubuh - 20¤ (-19¤ + 1¤) (di bawah Ufuk)
Dhuhur
Tidak memerlukan
Data Tinggi Matahari,
karena Tinggi Matahari
saat Dhuhur adalah 0¤
Terbit -01¤ (di bawah Ufuk)
Dhuha 04¤ 30' (di atas Ufuk)
Idul Adha 03¤ 30' (di atas Ufuk)
Idul Fitri 04¤ 30' (di atas Ufuk)
Ashar
khusus TM Ashar
diperlukan data Jarak
Zenith Matahari (سمت الرأس)
yang biasa diberi tanda (Z)
Rumus menghitungnya
adalah ;

Z = DM - LT

Deklinasi Matahari 
dikurangi (-) Lintang 
Tempat (LT) mutlak (mk).

selanjutnya menghitung
Tinggi Matahari (TM)
dengan rumus ;

Tan Z + 1

Untuk Nilai Z dalam 
penghitungan mencari 
Tinggi Matahari waktu 
Ashar harus selalu 
Positif (+), kalau Z 
bernilai Negatif (-), 
maka harus menjadi Positif. 
Dan Tinggi Matahari 
Waktu Ashar berada 
di atas Ufuk.

Namun data di atas dirasa kurang akurat mengingat banyak faktor yang perlu diperhitungkan untuk dapat sampai pada tingkat akurasi.  Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan tersebut adalah ; 
  • Data Tinggi Tempat
  • Data Refraksi
  • Data Semidiameter Matahari
  • dan Data Kerendahan Ufuk.
Tanpa adanya data-data tersebut, kita tidak dapat menghitung atau mengetahui data Tinggi Matahari yang variatif dan akurat.
Tanpa adanya Data Tinggi Matahari, kita tidak dapat  menghitung atau mengetahui Data Sudut Waktu Matahari.
Dan tanpa adanya data Sudut Waktu Matahari, kita tidak dapat melakukan penghitungan Awal Waktu Shalat.
Mengecualikan mencari data Tinggi Matahari Waktu Shalat Ashar, yaitu dengan melakukan 2 langkah ;

1. Mencari data Jarak Zenith Matahari (Z) dengan Rumus ;
Deklinasi Matahari - Lintang Mutlaq = Z

2. Mencari data Tinggi Matahari (TM) waktu Ashar dengan Rumus ;

Z + 1 = TM Ashar

semuanya nanti akan dijelaskan secara detail.

Cara Menghitung Tinggi Matahari dan Sudut Waktu Matahari

Tinggi Tempat

Data pertama yang diperhitungkan untuk mengetahui Tinggi Matahari adalah Tinggi Tempat.
Sering kita temukan adanya selisih dalam menit pada Jadwal Waktu Shalat, Perbedaan tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya ;
  1. kesalahan dalam menghitung
  2. perbedaan Nilai Deklinasi (DM) dan Perata Waktu Matahari (PWM) yang digunakan, data DM dan PWM memang setiap tahun ada perubahan, tetapi tidak signifikan, data keduanya tertera dalam buku Ephimeris Hisab Rukyat yang setiap tahunnya dikeluarkan Bimas Kemenag RI, bagi yang tidak mendapatkan buku tersebut,  tidaklah mengapa bila mengacu pada Jadwal Deklinasi dan Perata Waktu Matahari di blog ini, memang ada selisihnya tapi sedikit hanya kisaran detik.
  1. perbedaan nilai Bujur dan Lintang (Markaz) yang digunakan.
  2. perbedaan nilai menit yang digunakan untuk Ihtiyat.
  3. terjadinya perbedaan antara para  pakar Ilmu falak mengenai data Ketinggian Tempat (TT) untuk menghitung waktu Shalat ;
  • ada yang menggunakan data Tinggi Tempat ( TT)
  • dan ada yang tidak menggunakannya.
Namun dari sekian banyak perbedaan data yang digunakan, tetapi hasil yang mengarah pada perbedaan tersebut tidaklah begitu signifikan, jadi kalau tidak terjadi kesalahan dalam menghitung, maka hasil dari penghitungannya hanya selisih 1, 2 sampai 3 menit saja.
Bagi yang menggunakan data (TT) berpendapat bahwa; data ketinggian tempat diperlukan, terutama ketika terbit dan terbenamnya Matahari (Waktu Maghrib dan Terbit),  data ketinggian tempat ini berpengaruh, sebab tempat yang mempunyai ketinggian yang lebih tinggi akan lebih dahulu melihat Matahari terbit dan lebih Akhir melihat Matahari tenggelam, sebaliknya dengan tempat yang lebih rendah, akan lebih akhir melihat Matahari  terbit dan lebih cepat melihat Matahari terbenam.
Sebagaimana yang telah dicontohkan dalam Artikel Cara Menghitung Waktu Shalat dengan Kalkulator, disana menyebutkan bahwa Data ketinggian tempat digunakan untuk menghitung tinggi Matahari pada waktu maghrib, Isya', Shubuh dan Terbit, pada Artikel tersebut ditemukan nilai Tinggi Matahari di waktu-waktu tersebut bervariasi sesuai ketinggian suatu tempat, tidak hanya terpaku pada ;
  • -1¤ untuk Maghrib dan Terbit
  • -18¤ untuk Isya' (Jarak Zenit Matahari 108¤)
  • -20¤ untuk Shubuh (Jarak Zenit Matahari 110¤).
Sedangkan  bagi yang tidak menggunakan data ketinggian tempat berpendapat bahwa data ketinggian tempat digunakan untuk tempat yang ketinggiannya signifikan, seperti puncak gedung Burj Al-khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab.

Berikut pendapat para pakar Ilmu Falak mengenai Ketinggian Tempat (TT);

Program Shallu  menggunakan TT
Program Accurate Time menggunakan TT
Irsyadul Murid menggunakan TT
dengan formulasi  1, 76'×V TT meter
Slamet Hambali  menggunakan TT dengan formulasi
1, 76'×V TT meter
Almanak Kediri  menggunakan TT
dengan formulasi
0, 0293×V TT meter
Program Mawaqit  tdk menggunakan TT
Program Athan  tdk menggunakan TT
M. Khazin  tdk menggunakan TT
T. Djamaluddin  tdk menggunakan TT
Sa'aduddin Dj. menggunakan TT
dengan formulasi
koreksi tabel.

Koreksi Tinggi Tempat permeter (TTm) dengan nilai permenit menurut Sa'aduddin Djambek;

TTm
Menit
TTm
Menit
50
0,2
400
1,7
75
0,4
500
2,0
100
0,5
600
2,3
150
0,8
700
2,5
200
1,0
800
2,7
250
1,2
900
2,9
300
1,4
1000
3,1

Dan untuk mengetahui ketinggian tempat suatu daerah dapat melalui ;
 1. Altimeter
Altimeter adalah alat pengukur ketinggian tempat suatu daerah dari permukaan air laut (dpl).

2.Situs https://www.mapcoordinates.net
caranya ;
1. ketik nama lokasi yang tuju
2. klik lokasi tersebut / Zoom
sehingga akan tampil data Latitude, Longitude dan Altitude / Sea Level (Tinggi Tempat)

Refraksi

Data Kedua yang juga diperhitungkan untuk mengetahui Tinggi Matahari adalah nilai Refraksi.

Refraksi (Ref) adalah Pembiasan atau pembelokan cahaya Matahari, karena Matahari tidak dalam posisi tegak, refraksi tertinggi adalah ketika Matahari terbit atau terbenam.

Matahari atau Bulan yang berada pada ufuk (kaki langit/horizon) ketinggian 0¤ mempunyai nilai refraksi 34,5' (0¤ 34' 30") atau dibulatkan menjadi 0¤ 34' (nol derajat tiga puluh empat menit sudut)

Berikut daftar besaran nilai refraksi ;

TM 
10¤
 1¤
Ref
5' 31"
10' 15" 
19' 17" 
25' 38"
34' 5"

Semidiameter

Data Ketiga yang diperhitungkan untuk mengetahui Tinggi Matahari adalah Semidiameter.

Semidiameter (Sd) merupakan salah satu data yang diperlukan untuk menghitung tinggi Matahari.

Semidiameter Matahari nilai besar kecilnya tidak menentu, tergantung jauh dekatnya jarak antara Bumi dengan Matahari.

Rata-rata Semidiameter Matahari (Sdm) dan Semidiameter Bulan (Sdb) adalah 0¤ 16" (nol derajat enam belas menit sudut). Nilai inilah yang nanti dipakai untuk mengetahui Data Tinggi Matahari

Cara Menghitung Tinggi Matahari dan Sudut Waktu Matahari

Kerendahan Ufuk

Kerendahan Ufuk merupakan data ke empat yang perlu dipersiapkan untuk penghitungan Tinggi Matahari.

Kerendahan Ufuk (KU) disesuaikan dengan Ketinggian Tempat (TT) per-meter (m). Dimana dalam hal ini ada beberapa pendapat mengenai rumus mencari Tinggi Matahari (TM) dari  beberapa formulasi kerendahan ufuk, diantaranya ;
1. KU  ( 0¤ 1, 76' × \/TT m) + Ref + Sd= TM
2. KU ( 0, 0293 ×\/ TT m ) + Ref + Sd  = TM
3. KU (0, 98 × \/ TTm) + Ref + Sd        = TM
4. KU (\/3, 2 TT) + Ref + Sd                  = TM

Tetapi mengacu pada praktik dari Tim Hisab Rukyat Departemen Agama Republik Indonesia yang diisi oleh para pakar ilmu falak terbaik di Negeri ini dalam merumuskan nilai tinggi Matahari, mereka memilih formulasi yang pertama sebagai formulasi yang paling ideal, yaitu ;
KU ( 0¤ 1, 76' × \/ TT m) + Ref + Sd = TM

Tabel Kerendahan Ufuk (KU) 《 Mar'i》
{berdasarkan rumus ; 1, 76' × \/ TT m}

TTm  KU                 TTm   KU

1         1' 45, 6"        2         2' 29, 34"
3         3' 2, 9"          4         3' 31, 2"
5         3' 56, 13"      6         4' 18, 67"
7         4' 39, 39"      8         4' 58, 68"
9         5' 16, 8"        10       5' 33' 94"
12       6' 5, 81"        14       6' 35, 12"
16       7' 2, 4"          18       7' 28, 2"
20       7' 52, 26"      22       8' 15, 31"
24       8' 37, 33"      26       8' 58, 46"
28       9' 18, 78"      30       9' 38, 4"
32       9' 57, 36"      34     10' 15,75"
36     10' 33, 6"        38     10' 50,96"
40     11' 7, 87"        45     11' 48,39"
50     12' 26, 7"        55     13' 3, 15"
60     13' 37, 97"      65     30' 29,05"
70     14' 43, 51"      75     15' 14,52"
80     15' 44, 52"      85     16' 13,58"
90     16' 41, 81"      95     17' 9,26"
100   17' 36"            110   18' 27,54"
120   19' 16, 79"      130   20' 4,03"
140   20' 49, 48"      150   21' 33,33"
160   22' 15, 75"      170   22' 56,86"
180   23' 36, 77"      190   24' 15, 6"
200   24' 53, 41"      210   25' 30,29"
220   26' 6, 3"          230   26' 41,5"
240   27' 15, 95"      250   27' 49,68"
260   28' 22, 75"      270   28' 55,19"
280   29' 27, 3"        290   29' 58,3"
300   30' 29,5"         325   31' 43,73"
350   32' 55,6"         375   34' 4,94"
400   35' 12"            425   36' 17"
450   37' 20, 11"      475   38' 21,5"
500   39' 21, 29"      525   40' 19,6"
550   41' 16, 54"      575   42' 12,2"
600   43' 6,66"         625   44' 0"
650   44' 52,28"       675   45' 43,57"
700   46' 33, 91"      725   47' 23,37"
750   48' 11, 98"      775   48' 59,78"
800   49' 46, 82"      825   50' 33,13"
850   51' 18, 74"      875   52' 3,69"
900   52' 48"            925   53' 31,7"
950   54' 14, 81"      975   54' 57,36"

Telah disebutkan dalam artikel Cara menghitung waktu Shalat dengan Kalkulator, bahwa Tinggi Matahari saat terbit atau terbenam (waktu Maghrib) adalah -1¤ 04' 43, 51" (minus satu derajat empat sudut menit empat puluh tiga koma lima puluh satu sudut detik). Nilai ini mengikuti pendapat yang menggunakan data ketinggian tempat. Berikut rincian pencarian nilai Tinggi Matahari untuk daerah Palimanan Cirebon waktu Maghrib, Isya', Shubuh dan Terbit ;

Waktu Maghrib (Terbenam) dan Terbit

Daerah Palimanan, Cirebon, Jawa Barat yang memiliki ketinggian tempat kurang lebih 70 meter (m) dari permukaan laut (dpl).

TT   = 70 meter (m)
Ref  = 0¤ 34'
Sdm= 0¤ 16'
KU  = 1, 76' × \/70 m
        = 0¤ 14' 43, 51"

TM = -Ref + Sd + KU
       = - 0¤ 34' + 0¤ 16' + 0¤ 14' 43, 51"
       =  -1¤ 04' 43, 51"

Jadi Tinggi matahari waktu Maghrib dan Terbit adalah -1¤ 04' 43, 51"

Waktu Isya'

Sedangkan untuk TM waktu Isya' adalah ;
-17¤ ditambah TM Maghrib
= -17¤ + -1¤ 04' 43, 51"
= -18¤ 04' 43, 51"

Waktu Shubuh

TM waktu Shubuh

-19¤ ditambah TM Maghrib
= -19¤ + -1¤ 04' 43, 51
= -20¤ 04' 43, 51"

Dan juga diinformasikan disini mengenai Daftar Tinggi Matahari (TM) waktu Isya' dan Shubuh yang digunakan Negara-negara di Dunia.

Daftar Tinggi Matahari Waktu Maghrib dan Isya' beberapa Negara ;

Organisasi
TM
Isya'
TM 
Shubuh
Negara
Kemenag RI - 20¤ - 18¤ Indonesia
Syekh Taher Jalaluddin - 20¤ - 18¤ Indonesia
University of Islamic Science, Karachi - 18¤ - 18¤ Pakistan, Bangladesh, India, Afghanistan dan sebagian Eropa
Islamic Society of North America (ISNA) - 15¤ -15¤ Canada dan Sebagian Amerika Serikat
Shia Ithna Ashari Leva Research of Geophysics - 16¤ - 14¤ Iran
University of Tehran - 17,7¤ - 14¤ Iran
Ummul Qurra Commitee - 19,5¤ - 17,5¤ Semenanjung Arabia
Muslim Wordl League - 18¤ -18¤ Eropa, Timur Jauh dan Sebagian Amerika Serikat


Sedangkan nilai Tinggi Matahari pada selain waktu-waktu di atas adalah sebagai berikut ;

Waktu Dhuha dan Idul Fitri


Tinggi Matahari Waktu Dhuha dan Idul Fitri ditetapkan dengan harga 04¤ 30' 00"

Tetapi ada juga pendapat yang mengemukakan bahwa ; Tinggi Matahari waktu Dhuha, Idul Adha dan Idul Fitri selain telah ditetapkan nilainya,  namun tetap harus memperhitungkan Tinggi Tempat, Jadi kalau mengikuti pendapat ini berarti untuk Waktu Dhuha daerah Pegagan Palimanan Cirebon adalah ditambah 0,4 menit atau 0j 0m 2,4d, mengingat daerah ini memiliki ketinggian 70 meter Dari Permukaan Air Laut (DPL), hal serupa dengan awal waktu Shalat Idul Adha dan Idul Fitri.


Waktu Idul Adha


Tinggi Matahari Waktu Idul Adha juga ditetapkan dengan nilai 03¤ 30' 00".
Setelah kita cermati nilai- nilai Tinggi Matahari (TM) di atas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ;
  • Tinggi Matahari (TM) mulai saat terbenam sampai saat terbit (meliputi waktu terbenam atau Maghrib, Isya', Sbubuh dan terbit) memiliki nilai negatif (-)
  • Sedangkan setelah terbit sampai sebelum terbenam (meliputi waktu Dhuha, Idul Fitri dan Idul Adha) memiliki nilai positif (+)

Mengecualikan penghitungan Tinggi Matahari (TM) awal waktu Ashar, itu dihasilkan dari rumus ;


DM - LT = Z

02. Menghitung Tinggi Matahari  waktu Ashar dengan rumus ;

Tan Z + 1
      = TM

Dimana cara pencet Calculator Real Max LK-nya adalah sebagai berikut ;

Shift tan (1 : (tan Z + 1))=¤ ' "

Setelah memperhitungkan data Tinggi Tempat sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka dihasilkan data Tinggi Matahari yang akurat, silahkan cermati tabel di bawah ini:

Maghrib - 01¤ 04' 43,51"
Isya' - 18¤ 04' 43,51" 
(-17 + -1¤ 04' 43,51")
Shubuh - 20¤ 04' 43,51" 
(-19¤ + 1¤ 04' 43,51)
Dhuhur
Tidak memerlukan 
Data Tinggi Matahari, 
karena Tinggi Matahari 
saat Dhuhur adalah 0¤
Terbit -01¤ 04' 43, 51"
Dhuha 04¤ 30'
Idul Adha 03¤ 30'
Idul Fitri 04¤ 30'
Ashar
khusus TM Ashar 
diperlukan data Jarak  
Zenith Matahari (سمت الرأس) 
yang biasa diberi tanda (Z)
Rumus menghitungnya
adalah ;

Z = DM - LT

Deklinasi Matahari 
dikurangi (-) Lintang 
Tempat (LT) mutlak (mk).

selanjutnya menghitung
Tinggi Matahari (TM)
dengan rumus ;

Tan Z + 1

Untuk Nilai Z dalam 
penghitungan mencari 
Tinggi Matahari waktu 
Ashar harus selalu 
Positif (+), kalau Z 
bernilai Negatif (-), 
maka harus menjadi Positif.

Ket.

Untuk waktu selain Maghrib, Isya', Shubuh dan Terbit tidak memperhitungkan data Tinggi Tempat, Refraksi, Semidiameter Matahari dan Kerendahan Ufuk.

Sudut Waktu Matahari (فضل الدائر) = Hour Angle Of The Sun

Tujuan utama dalam penghitungan Tinggi Matahari adalah untuk mengetahui nilai Sudut Waktu Matahari (SWM), karena salah satu syarat mutlak dalam mencari nilai Sudut Waktu Matahari itu sudah adanya Nilai Tinggi Matahari, sebagaimana dalam contoh penghitungan Sudut Waktu Matahari waktu Maghrib dan terbit di bawah ini ;

TM     = - 01¤ 04' 43, 51"

Sudut Waktu Matahari (Hour Angle)

Sudut Waktu Matahari (Hour Angle) adalah busur sepanjang lingkaran harian Matahari dihitung dari titik Kulminasi atas sampai Matahari berada, atau sampai sudut pada Kutub langit Selatan atau Utara yang diapit oleh garis Meridian dan Lingkaran Deklinasi yang melewati Matahari.

Sudut Waktu adalah sudut pada titik langit kutub langit yang terbentuk oleh potongan antara lingkaran Meridian dengan lingkaran waktu yang melalui suatu obyek (benda langit) tertentu di bola langit. Dikatakan sudut waktu, dikarenakan bagi semua benda langit yang terletak pada lingkaran waktu yang sama, maka berlaku ketentuan "jarak waktu yang memisahkan benda-benda langit dengan kedudukannya tatkala berada pada lingkaran waktu yang sama di saat berkulminasi adalah sama", dengan kata lain, benda-benda langit yang terletak di lingkaran waktu yang sama, maka sudut waktunya juga sama pula, besaran sudut waktu itu menunjukkan berapa jumlah waktu yang memisahkan benda langit tersebut dengan kedudukannya saat berkulminasi.

Nilai sudut waktu adalah 00¤ sampai dengan 180¤, dimana nilai 00¤ ketika Matahari berada di titik Kulminasi atas (+ jam 12 Siang), sedangkan untuk nilai 180¤ ketika Matahari berada di titik Kulminasi bawah (+ jam 12 Malam).

Sudut Waktu Matahari (Hour Angle) senantiasa berubah sebanyak 15¤ untuk setiap jam-nya. Hal ini disebabkan oleh gerak Semu harian benda-benda langit yang diakibatkan oleh perputaran Bumi pada porosnya (Rotasi Bumi).

Dan apabila kedudukan Matahari berada di sebelah Barat Meridian  atau di belahan langit sebelah Selatan  Barat, maka nilai Sudut Waktu Matahari (Hour Angle) bertanda positif (+).
Dan apabila Matahari berada di sebelah Timur Meridian  atau di belahan langit sebelah Timur, maka nilai Sudut Waktu Matahari (Hour Angle) bertanda negatif  (-).

Rumus Menghitung Sudut Waktu Matahari ;
SWM = sin TM : cos LT (m) : cos DM - tan LT (m) × tan DM
           = sin -01¤ 04' 43, 51" : cos -6¤  : cos 04¤ 39' 27" - tan -6¤ × tan 04¤ 39' 27"
            = 90¤ 35' 51, 47" : 15
            = 06j 02m 23, 43d (SWM).

Demikian tutorial Cara Menghitung Tinggi Matahari dan Sudut Waktu Matahari, semoga mudah dipaham dan bermanfaat.
Buka Komentar