Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia

Sebagaimana dalam Artikel Cara Menghitung Waktu Sholat Dengan Kalkulator yang mengambil contoh menghitung Waktu Sholat untuk daerah Cirebon Jawa Barat, maka dalam kesempatan ini, kita akan mempelajari tentang Methode Kalkulasi Waktu Shalat di Indonesia dengan mengambil contoh perhitungan Awal Waktu Sholat untuk Daerah Jakarta.

Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia yang digunakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) ini adalah methode Perhitungan Waktu Shalat dengan menggunakan sistem Ephimeris, sebuah sistem yang dianggap memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Sebenarnya sangat mudah sekali kita mendapatkan informasi mengenai Waktu Shalat baik untuk daerah-daerah di Indonesia maupun  kota-kota lain di dunia melalui beberapa Situs Web atau Aplikasi yang bertebaran di Internet, Namun bagi yang sedang mempelajari dan ingin mengetahui prosedur perhitungannya, kemudian singgah di Artikel ini, maka tidak berlebihan Kami katakan "Anda telah berada di Artikel yang tepat" dan diharapkan juga Artikel ini dapat mewakili beberapa kueri berikut ;
  • Cara Menghitung waktu shalat dengan Almanak Nautika
  • Menghitung waktu shalat dengan Excel
  • Waktu sholat dalam ilmu Falak
  • Metode PENENTUAN waktu Shalat
  • Makalah Ilmu Falak tentang waktu shalat
  • Cara menghitung waktu syuruq
  • Waktu Sholat berdasarkan PEREDARAN matahari
  • Ketinggian matahari pada waktu syuruq adalah?

Data-data yang  harus dipersiapkan

Tentunya dalam setiap Prosedur Perhitungan, kita memerlukan data-data sebagai bahan yang akan kita hitung, begitu juga dengan Methode Kalkulasi Waktu Shalat di Indonesia, setidaknya kita memerlukan 13 data yang harus terlebih dahulu kita siapkan sebelum kita mengerjakan perhitungan, 13 data tersebut adalah sebagai berikut ;

1. Lintang Tempat (LT)

Lintang tempat (عرض البلد =Latitude) yaitu nilai di suatu tempat di Bumi yang diukur dari Equator (katulistiwa).

Sebelah Utara Equator dari Lintang 0¤ sampai dengan Lintang 90¤ bernilai plus (+) dan disebut Lintang Utara, sedangkan untuk sebelah Selatan Katulistiwa dari Lintang 0¤ sampai dengan Lintang 90¤ bernilai minus (-) dan disebut Lintang Selatan.
Contoh Lintang Tempat (LT) Jakarta -6¤ 13' (Minus Enam Derajat Tiga Belas Sudut Menit).

2. Bujur Tempat (BT)

Bujur tempat (طول البلد = Longitude) yaitu nilai di suatu tempat di Bumi yang dihitung dari kota Greenwich Inggris. Dari Greenwich ke arah timur, yaitu Bujur antara 0¤ sampai dengan Bujur 180¤ disebut Bujur Timur. Sedangkan dari Greenwich ke arah barat mulai dari Bujur 0¤ sampai Bujur 180¤ disebut Bujur Barat. Dimana untuk setiap 15¤ = 1 jam (60 menit).



Contoh Nilai Bujur Tempat (BT) Kota Jakarta 106¤ 82' (Seratus Enam derajat Delapan Puluh Dua Sudut Menit).

Perlu diketahui bahwa Nilai Lintang dan Bujur Kota Jakarta di atas menurut Kitab Addrusu Al-Falakiyah.

Berikut Daftar Lintang dan Bujur untuk Kota-kota besar di Indonesia menurut salah satu sumber ;
Kota
Bujur
Lintang
Banda Aceh
95¤ 19' BT
5¤ 34' LU
Medan
98¤ 38' BT
3¤ 38' LU
Pekanbaru
101¤ 27' BT
0¤ 34' LU
Padang
100¤ 21' BT
0¤ 57' LS
Jambi
103¤ 38' BT
1¤ 36' LS
Palembang
104¤ 47' BT
2¤ 59' LS
Bengkulu
102¤ 15' BT 
3¤ 48' LS
Bandar Lampung
105¤ 16' BT
5¤ 26' LS
Tanjung Pinang
104¤ 27' BT
0¤ 55' LS
Pangkal Pinang
106¤ 10' BT
2¤ 7' LS
Serang
106¤ 09' BT
6¤ 8' LS
Jakarta
106¤ 49' BT
6¤ 10' LS
Bandung
107¤ 37' BT
6¤ 57' LS
Yogyakarta
110¤ 21' BT
7¤ 48' LS
Semarang
110¤ 24' BT
7¤ 0' LS
Surabaya
112¤ 45' BT
7¤ 15' LS
Pontianak
109¤ 22' BT
0¤ 5' LS
Banjarmasin
114¤ 40' BT
3¤ 22' LS
Palangkaraya
113¤ 56' BT
2¤ 16' LS
Samarinda
117¤ 11' BT 
0¤ 28' LS
Balikpapan
116¤ 51' BT
1¤ 13 LS
 Manado
124¤ 53' BT
1¤ 3' LU
Gorontalo
123¤ 4' BT
0¤ 33' LU
Palu
119¤ 54' BT
0¤ 50' LS
Ternate
127¤ 24' BT
1¤ 49' LU
Ambon
128¤ 14' BT
3¤ 42' LS
Kendari
122¤ 35' BT
3¤ 57' LS
Makassar
114¤ 27' BT
5¤ 8' LS
Denpasar
115¤ 13' BT
8¤ 37' LS
Mataram
116¤ 8' BT
8¤ 38' LS
Kupang
123¤ 35' BT
10¤ 12' LS
Sorong
131¤ 15' BT
0¤ 50' LS
Manokwari
134¤ 4' BT
0¤ 52' LS
Biak
136¤ 3' BT
1¤ 10' LS
Jayapura
140¤ 40' BT
2¤ 40' LS
Fak-fak
132¤ 54' BT
3¤ 52' LS
Nabire
135¤ 29' BT
3¤ 21' LS
Wamena
138¤ 44' BT
3¤ 55' LS
Timika
136¤ 33' BT
4¤ 45' LS
Merauke
140¤ 27' BT
8¤ 30' LS

Ket ;
  • LU = Lintang Utara (bernilai Positif)
  • LS  = Lintang Selatan (bernilai Negatif)
  • BT = Bujur Timur
Dan Banyak cara lain untuk dapat mengetahui Bujur Tempat dan Lintang Tempat diantaranya melalui ;
  1. Google Maps
  2. Aplikasi Coordinate
  3. Kitab Addurusu Alfalakiyah
  4. GPS (Global Positioning System)
  5. dan lain-lain
Adapun seringnya kita temukan selisih atau perbedaan pada data Lintang dan Bujur suatu daerah, hal tersebut semata-mata disebabkan karena perbedaan lokasi tempat pengukuran. Dengan adanya beberapa data yang ada, dapat kita pilih mana yang lebih sesuai dan tepat.

Data Bujur dan Lintang Tempat juga dapat digunakan untuk menghitung Jarak tempuh antar kota, sebagaima yang telah disampaikan dalam Artikel Cara Menghitung Jarak Kota A ke Kota B.

3. Deklinasi Matahari (DM)

Deklinasi Matahari (ميل الشمس = Declination of Sun) yaitu nilai jarak posisi Matahari dengan Katulistiwa (Equator).

Apabila posisi Matahari berada di sebelah Utara katulistiwa (Equator), maka Deklinasi Matahari bernilai Positif (+), sedangkan apabila Posisi Matahari berada di sebelah selatan Katulistiwa, maka Deklinasi Matahari bernilai Negatif (-).

Nilai Deklinasi Matahari berubah-ubah sepanjang waktu bahkan tiap jam selama dalam satu tahun dengan ketetapan pada tanggal 21 Maret hingga tanggal 22 September, Matahari berada di sebelah Utara Equator (katulistiwa), itu menunjukkan bahwa Deklinasi Matahari pada tanggal tanggal 21 Maret hingga tanggal 22 September bernilai positif (+), sedangkan dari tanggal 23 September sampai tanggal 20 Maret, Matahari berada di sebelah Selatan Equator dan hal itu menunjukkan bahwa Deklinasi Matahari pada tanggal 23 September sampai tanggal 20 Maret bernilai negatif (-)
Sesuai data yang tercatat dalam Jadwal Deklinasi Dan Perata Waktu Matahari, sepanjang masa, dapat kita lihat bahwa Deklinasi Matahari pada tanggal 17 Agustus 2020 adalah 13¤ 19' 49" (Tiga Belas Derajat Sembilan Belas Sudut Menit Empat Puluh Sembilan Sudut Detik).

Dan perlu kita perhatikan bahwa Data Deklinasi Matahari yang bernilai minus, dalam penghitungannya nanti harus diberi tanda minus (-).

4. Perata Waktu Matahari (PWM)

Perata Waktu Matahari (تعديل الزمان = Equation of time) yaitu nilai selisih antara waktu kulminasi Matahari Hakiki dengan waktu Matahari rata-rata.                     

Kita mendapatkan data Perata Waktu Matahari pada tanggal 17 Agustus senilai -04' 02" (Minus Empat Menit Dua Detik), tanda minus ini, dalam prosedur penghitungan harus disertakan.

5. Kulminasi ( K )

Kulminasi (الغاية = Culmination of the Sun) yaitu suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bahwa pada saat itu suatu benda Langit telah mencapai titik tertinggi dalam peredaran semu hariannya. Hal ini terjadi pada saat benda Langit tersebut berada pada lingkaran Meridian, diukur mulai dari titik Utara (bila benda langit tersebut berada di sebelah Utara titik Zenith) atau dari titik Selatan (bila benda lanit tersebut berada di sebelah Selatan titik Zenith) sampai ke titik pusat benda langit yang sedang berkulminasi tersebut atau titik Kulminasi benda langit itu sendiri.

Dan perlu diketahui bahwa Kulminasi dalam penghitungan waktu Shalat adalah Kulminasi atas yaitu + jam 12 Siang, karena ada Kulminasi bawah yaitu terjadi pada + jam 12 Malam.

Dan apabila Kulminasi (jam 12) dikurangi data Perata Waktu Matahari (PWM), maka menghasilkan Meridian Pass.

6. Koreksi Waktu Daerah (KWD)

Koreksi Waktu Daerah (Local Mean Time) yaitu pembagian waktu yang ditetapkan dan berlakukan berdasarkan suatu wilayah waktu tertentu yang berpedoman pada Bujur Tempat (BT).

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbagi menjadi tiga (3) wilayah waktu, yaitu:
  1. Waktu Indonesia Barat (WIB) pada Bujur 105¤  atau +7  jam Greenwich Mean Time  (GMT)
  2. Waktu Indonesia Tengah ( WITA) pada Bujur 120¤ atau +7 jam GMT
  3. Waktu Indonesia Timur (WIT) pada Bujur 135¤ atau +9 jam GMT.

Hal ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI)  No. 41 tahun 1987.

Untuk mengetahui Koreksi Waktu Daerah (KWD) suatu tempat diperlukan rumus sebagai berikut ;
  • Nilai Bujur Tempat (BT)  dikurangi (-) 105¤ untuk WIB (Waktu Indonesia Barat) dan hasilnya dibagi (:) lima belas (15).
  • Nilai Bujur Tempat (BT)  dikurangi (-) 120¤ untuk WITA (Waktu Indonesia Tengah, lalu hasilnya dibagi (:) 15 (lima belas). 
  • Dan Nilai Bujur Tempat (BT)  dikurangi (-)  135¤ untuk WIT ( Waktu Indonesia Timur), selanjutnya hasilnya dibagi (:) lima belas (15).
Maka untuk menghitung Koreksi Waktu Daerah (KWD) Kota Jakarta yang termasuk dalam wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB) dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:

BT - WIB
= 106¤ 82' - 105¤
= 02¤ 22'
= 02¤ 22' : 15¤
= 0j 09m 28d

Jadi nilai Koreksi Waktu Daerah (KWD) untuk Kota Jakarta adalah 0j 09m 28d (Nol jam Sembilan menit Dua Puluh Delapan detik).

Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia

7. Tinggi Tempat

Mengenai apakah Tinggi Tempat suatu tempat harus diperhitungkan atau tidaknya, terdapat Dua pendapat.

Dalam Artikel Methode Kalkulasi Waktu Shalat di Indonesia ini akan menampilkan contoh yang mengikuti pendapat yang memperhitungkan Tinggi Tempat suatu daerah.

Adapun Cara untuk mengetahui Tinggi Tempat (TT) suatu daerah dapat dilakukan dengan ;
  1. Altimeter
  2. Membuka situs https://www.mapcoordinates.net
caranya ;
  • ketik nama lokasi yang ingin diketahui Tinggi Tempatnya
  • Klik tempat /zoom
maka akan tampil latitude (Lintang tempat), longitude (bujur tempat) dan sea level (Altitude).
Sea Level sama dengan Altitude atau ketinggian tempat dari permukaan air laut (dpl).

Dan diketahui bahwa Tinggi Tempat Kota Jakarta kurang lebih 12 meter (m) dari permukaan laut (dpl).

8. Refraksi

Nilai Refraksi (Ref) saat Matahari Terbit atau tenggelam adalah 0¤ 34'

9. Semidiameter Matahari

Semidiameter Matahari (Sdm) memiliki nilai rata-rata sebesar -0¤ 16'

10. Kerendahan Ufuk

Untuk mengetahui Kerendahan Ufuk (KU) menggunakan rumus ;

0¤ 1, 76' × Tinggi Tempat (TT)

KU = 0¤ 1, 76' × \/ 12 m
      = 0¤ 6' 5,81".

11. Tinggi Matahari ( TM )

Data Tinggi Matahari (الارتفاع) dalam Penghitungan Waktu Shalat ditetapkan sebagai berikut ;

Maghrib - 01¤
Isya' - 18¤ (17¤ + 1¤)
Shubuh - 20¤ (19¤ + 1¤)
Dhuhur
Tidak memerlukan Data 
Tinggi Matahari, karena 
Tinggi Matahari saat Dhuhur 
adalah 0¤
Terbit -01¤
Dhuha 04¤ 30'
Idul Adha 03¤ 30'
Idul Fitri 04¤ 30'
Ashar
Ķhusus TM Ashar diperlukan 
data jarak Zenith | سمت الرأس 
(Z) dengan rumus ;

Z = DM - LT

Deklinasi Matahari 
dikurangi (-) Lintang 
Tempat (LT) mutlak (mk).

selanjutnya menghitung 
Tinggi Matahari waktu 
Ashar dengan menggunakan 
rumus ; 

Tan Z + 1

Untuk Nilai dalam 
penghitungan mencari 
Tinggi Matahari waktu 
Ashar harus selalu positif (+), 
kalau Z bernilai Negatif (-), 
maka harus menjadi Positif.
Data Tinggi Matahari mutlak di atas belum memperhitungkan Data Tinggi Tempat, Refraksi, Semidiameter Matahari dan Kerendahan Ufuk.

Apabila memperhitungkan hal tersebut, maka menggunakan Rumus sebagai berikut ;

KU  ( 0¤ 1, 76' × \/TT m) + Ref + Sd
= 0¤ 6' 5,81" + 0¤ 34' + -0¤ 16'
= 0¤ 24' 5,81"
Setelah dilakukan penghitungan di atas, maka data Tinggi Matahari menjadi lebih akurat, silahkan lihat tabel di bawah ini ;
Maghrib - 01¤ 24' 5,81"
Isya' - 18¤ 24' 5,81" 
(-17 + -1¤ 24' 5,81")
Shubuh - 20¤ 24' 5,81" 
 (-19¤ + 1¤ 24' 5,81")
Dhuhur
Tidak memerlukan Data 
Tinggi Matahari, karena 
Tinggi Matahari saat Dhuhur 
adalah 0¤.
Terbit -01¤ 24' 5,81"
Dhuha 04¤ 30'
Idul Adha 03¤ 30'
Idul Fitri 04¤ 30'
Ashar
Ķhusus TM Ashar diperlukan 
data jarak Zenith | سمت الرأس 
(Z) dengan rumus ;

Z = DM - LT

Deklinasi Matahari 
dikurangi (-) Lintang 
Tempat (LT) mutlak (mk).

selanjutnya menghitung 
Tinggi Matahari waktu 
Ashar dengan menggunakan 
rumus ; 

Tan Z + 1

Untuk Nilai dalam 
penghitungan mencari 
Tinggi Matahari waktu 
Ashar harus selalu positif (+), 
kalau Z bernilai Negatif (-), 
maka harus menjadi Positif.

Keterangan:

Untuk waktu selain Maghrib, Isya', Shubuh dan Terbit tidak memperhitungkan data Tinggi Tempat, Refraksi, Semidiameter Matahari dan Kerendahan Ufuk.

Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia

12. Sudut Waktu Matahari (SWM)

Sudut Waktu Matahari (فضل الدئر =  Hour angle of the Sun) yaitu nilai jarak Matahari diukur dari titik Kulminasi, sepanjang lintasan Matahari. Sebelah Barat Kulminasi mulai dari Sudut Waktu Matahari 0¤ sampai dengan 180¤ bernilai Plus (+) dan untuk sebelah Timurnya bernilai Minus (-).

Rumus mencari SWM ;

SWM =
Sin TM : Cos LT : Cos DM - Tan LT × Tan DM

Perlu dicatat disini bahwa tanpa adanya Data Tinggi Tempat, Semidiameter, Refraksi dan Kerendahan Ufuk kita tidak mungkin dapat mengetahui Data Tinggi Matahari yang lebih akurat (menurut pendapat yang menggunakan data Tinggi Tempat).

Tanpa adanya Data Tinggi Matahari, kita tidak dapat menghitung Sudut Waktu Matahari.

Dan tanpa adanya Data Sudut Waktu Matahari, kita tidak mungkin dapat melakukan penghitungan waktu Shalat.

13. Ihtiyat (IH)

Ihtiyat yaitu nilai waktu yang digunakan sebagai pengaman dengan cara menambahkan (pada semua awal waktu shalat) atau mengurangi (pada waktu Terbit), adapun kisaran nilai Ihtiyat menurut  Departemen Agama Republik Indonesia ( Depag RI ) adalah dua (2) menit. Dan khusus waktu Dhuhur nilai Ihtiyatnya adalah tiga (3) menit, untuk lebih aman dari waktu Zawal (tergelincirnya Matahari) atau yang lebih dikenal dengan Waktu Istiwa'.

Untuk perhitungan waktu Shalat dengan menggunakan methode selain Ephimeris, seperti Addurusu Al-Falakiyyah, maka diharuskan mengambil nilai Ihtiyat sebesar 4 atau 5 menit.

Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia

Alat-alat yang diperlukan

Tentunya dalam mengerjakan penghitungan waktu Shalat diperlukan beberapa alat berikut ;
  1. Buku / Kertas
  2. Bolpoin
  3. Kalkulator Scientific
Untuk mendapatkan Kalkulator Scientific dengan mudah, silahkan kunjungi Artikel Kalkulator Untuk Ilmu Falak di Blog ini.

Prosedur Penghitungan

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa contoh perhitungan awal waktu Shalat kali ini mengambil tempat (Markaz) perhitungan waktu Sholat Kota Jakarta untuk tanggal 17 Agustus 2022, dari penjelasan di atas setidaknya kita sudah mendapatkan data-data yang diperlukan di bawah ini;

Lintang Jakarta  -06¤ 13'
Bujur Jakarta 106¤ 82'
Deklinasi Matahari 13¤ 19' 49"
Perata Waktu Matahari -04' 02"
Kulminasi 12 : 00 : 00
Koreksi Waktu Daerah 00 : 09 : 28
Tinggi Tempat 12 meter (dpl)
Refraksi 0¤ 34'
Semidiameter Matahari -0¤ 16'
Kerendahan Ufuk 0¤ 6' 5,81"
Tinggi Matahari (TM) Data TM pada
tabel di atas
ditambah 0¤ 24' 5,81"
Sudut Waktu Matahari disesuaikan dengan Rumus penghitungannya dan data Tinggi Matahari.
Ihtiyat 2 menit untuk selain waktu Dhuhur dan 3 menit khusus untuk waktu Dhuhur.

kemudian berikut ini contoh Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia untuk Kota Jakarta tanggal 17 Agustus 2021 ;

I. Menghitung Waktu Shalat Maghrib

Waktu Sholat Maghrib adalah tenggang waktu yang dimulai sejak Matahari terbenam hingga hilangnya Mega Merah. Dikatakan Matahari terbenam apabila piringan atas Matahari menyentuh Ufuk Mar'i. 

1. Rumus Maghrib
12 - PWM + (SWM : 15) - KWD + IH

2. Menghitung Sudut Waktu Matahari (SWM)

Rumus

sin TM : cos : LT : cos DM - tan LT × tan DM

= sin -1¤ 24' 5,81" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49"

cara pencet Kalkulator Real Max LK ;

shift cos (sin -1¤ 24' 5,81" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49")=

lalu tekan tombol ¤'" untuk menjadikan hasil menjadi satuan derajat, menit sudut dan detik sudut, maka diperoleh hasil 90¤ 01' 16,7"
selanjutnya dijadikan satuan waktu (jam, menit, detik) dengan cara ;
90¤ 01' 16,7" : 15
= 06 : 00: 5, 11

3. Penghitungan Final Waktu Maghrib

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04 : 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
SWM  06 : 00 : 5,11 +

 18 : 04 : 7,11
KWD  00 : 09 : 28    -

 17 : 54 : 39,11
IH  00 : 02 : 00   +
Awal Maghrib  17 : 56 : 39,11

 17 : 57 : 00 

Ket.
- nilai detik berapapun digenapkan menjadi Satu menit.

II. Menghitung Waktu Shalat Isya'

Waktu Sholat Isya' merupakan tenggang waktu yang dimulai sejak hilangnya mega merah atau terbitnya cahaya putih di bagian Langit sebelah Barat sampai terbitnya Fajar. 

1. Rumus Isya
12 - PWM + (SWM : 15) - KWD + IH

2. Menghitung Sudut Waktu Matahari (SWM)

Rumus
sin TM : cos : LT : cos DM - tan LT × tan DM
= sin -18¤ 24' 5,81" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49"

cara pencet Kalkulator Real Max LK ;
shift cos (sin -18¤ 24' 5,81" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49")=

Selanjutnya silahkan tekan tombol ¤'" untuk menjadikan hasil menjadi satuan derajat, menit sudut dan detik sudut, maka diperoleh hasil 107¤ 32' 8,35"
selanjutnya dijadikan satuan waktu (jam, menit, detik) dengan cara ;
107¤ 32' 8,35" : 15
= 07 : 10 : 8, 56

3. Penghitungan Final Waktu Isya'

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04 : 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
SWM  07 : 10 : 8, 56 +

 19 : 14 : 10,56
KWD  00 : 09 : 28     -

 19 : 04 : 42,56
IH  00 : 02 : 00     +
Awal Isya  19 : 06 : 42,56

 19 : 07 : 00

Ket.
- nilai detik berapapun digenapkan menjadi Satu menit.

Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia

III. Menghitung Waktu Shalat Shubuh

Waktu Shalat Shubuh dimulai saat terbitnya Fajar Shadiq atau Cahaya Horizontal yang terlihat di Ufuq bagian Timur  dan berakhir saat Matahari terbit.

1. Rumus Shubuh
12 - PWM - (SWM : 15) - KWD + IH

2. Menghitung Sudut Waktu Matahari (SWM)

Rumus
sin TM : cos : LT : cos DM - tan LT × tan DM
= sin -20¤ 24' 5,81" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49"

cara pencet Kalkulator Real Max LK ;
shift cos (sin -20¤ 24' 5,81" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49")=

Kemudian tekan tombol ¤'" untuk menjadikan hasil menjadi satuan derajat, menit sudut dan detik sudut, maka diperoleh hasil 109¤ 35' 31,16", kemudian Satuan derajatnya dijadikan satuan waktu (jam, menit, detik) dengan cara ;
109¤ 35' 31,16" : 15
= 07 : 18 : 22,08

3. Penghitungan Final Waktu Shubuh

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04 : 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
SWM  07 : 18 : 22,08 -

 04 : 45 : 39,92
KWD  00 : 09 : 28      -

 04 : 36 : 11,92
IH  00 : 02 : 00   +
Awal Shubuh  04 : 38 : 11,92

 04 : 39 : 00

Ket.
- nilai detik berapapun digenapkan menjadi Satu menit.

IV. Menghitung Waktu Imsak

Waktu Imsak adalah Waktu tertentu sebelum Shubuh, saat seseorang bersiap-siap mulai berpuasa. Sebetulnya puasa dimulai sejak terbit Fajar Shodiq sebagaimana dimulainya waktu Shalat Shubuh. Oleh karena itu puasa yang dimulai sejak imsak, adalah merupakan ikhtiyat, sesuai dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Anas tentang imsak. Dari Anas dari Zaid bin Tsabit, ia berkata "Kami sahur bersama Nabi Muhammad saw. kemudian kami melakukan Shalat (Shubuh). "saya bertanya, "Berapa lama ukuran antara sahur dan Shalat shubuh ?" Nabi bersabda : Seukuran membaca 50 ayat al-Qur'an. Para ulama berbeda pendapat tentang lama membaca 50 ayat tersebut. Dalam kitab Nailul Authar disebutkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat al-Qur'an seukuran melakukan wudlu, dalam kitab al-Muhtasar al-Muhadzdzab halaman 58 dijelaskan bahwa waktu imsak itu sekitar 12 menit sebelum waktu terbitnya fajar. Dalam al-Muhtasar juga dijelaskan bahwa ihtiyat untuk melakukan salat wajib, yaitu 2 menit untuk Asar dan Isya', 3 menit untuk Magrib, 4 menit untuk Zuhur dan 5 menit untuk Shubuh. Dalam kitab Al-Khulasatul Wafiyyah yang disusun oleh Kyai Zubeir, pada halaman 99 disebutkan bahwa Imsak seukuran membaca 50 ayat yang pertengahan secara tartil, yaitu sekitar 07 atau 08 menit. Sedangkan dalam Tafsir al-Manar juz II halaman 185 disebutkan bahwa jarak waktu Sahur dengan waktu Shalat Shubuh (fajar) sekitar 5 menit. Sementara itu, H. Saadoe'ddin Djambek biasa mempergunakan 10 menit sebelum Shubuh. Pendapat yang terakhir ini yang banyak digunakan pada penyusunan jadwal Imsakiyah di Indonesia.

Penjelasan lebih lanjut tentang masalah Imsak dapat dilihat dalam Artikel Pemberlakuan waktu Imsak oleh Ulama Salaf Karena Ihtiyath (berhati-hati).

1. Rumus Imsak
Waktu Shubuh - 10 menit

2. Penghitungan Final Waktu Imsak

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04 : 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
SWM  07 : 18 : 22,08 -

 04 : 45 : 39,92
KWD  00 : 09 : 28      -

 04 : 36 : 11,92
IH  00 : 02 : 00   +
Awal Shubuh  04 : 38 : 11,92

 04 : 39 : 00

 00 : 10 : 00   -
Waktu Imsak  04 : 29 : 00

V. Menghitung Waktu Terbit (Syuruq)

Thulu'/Syuruq manakala piringan atas suatu benda langit bersinggungan dengan ufuk mar'i sebelah timur. Dengan pengertian ini, matahari atau bulan dikatakan terbit apabila Jarak Zenith-nya sama dengan 90 derajat - paralaks + Refraksi + Semidiameter + Dip.

1. Rumus Terbit
12 - PWM - (SWM : 15) - KWD - IH

2. Menghitung Sudut Waktu Matahari (SWM)

Rumus
sin TM : cos : LT : cos DM - tan LT × tan DM
= sin -1¤ 24' 5,81" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49"

cara pencet Kalkulator Real Max LK ;
shift cos (sin -1¤ 24' 5,81" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49")=

silahkan tekan tombol ¤'" untuk menjadikan hasil menjadi satuan derajat, menit sudut dan detik sudut, maka diperoleh hasil 90¤ 01' 16,7"
selanjutnya dijadikan satuan waktu (jam, menit, detik) dengan cara ;
90¤ 01' 16,7" : 15
= 06 : 00: 5, 11

3. Penghitungan Final Waktu Terbit

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04 : 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
SWM  06 : 00 : 5,11 -

 06 : 03 : 56,89
KWD  00 : 09 : 28    -

 05 : 54 : 28,89
IH  00 : 02 : 00   -
Waktu Terbit  05 : 52 : 28,89

 05 : 52 : 00

Ket.
- nilai detik berapapun harus dibuang.

VI. Menghitung Waktu Shalat Dhuhur

1. Rumus Dhuhur
12 - PWM - KWD + IH

2. Penghitungan Final Waktu Dhuhur

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04 : 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
KWD  00 : 09 : 28    -

 11 : 54 : 34
IH  00 : 03 : 00   +
Awal Dhuhur  11 : 57 : 34

 11 : 58 : 00

Ket.
- nilai detik berapapun digenapkan menjadi Satu menit.

Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia

VII. Menghitung Waktu Shalat Ashar

1. Rumus Ashar
12 - PWM + (SWM : 15) - KWD + IH

2. Menghitung Jarak Zenith Matahari (Z)

Rumus
DM - LT (Mutlak)
= 13¤ 19' 49" - -6¤
= 19¤ 19' 49"

Ket.
Apabila nilai dari Jarak Zenith (Z) menunjukkan Negatif (-), maka dalam Menghitung Tinggi Matahari-nya nanti harus menjadi Positif (+)

3. Menghitung Tinggi Matahari (TM)

Rumus
Tan ZM + 1
= tan 19¤ 19' 49"
= 36¤ 30' 46,29"

cara pencet Kalkulator Real Max LK
shift tan (1 : (tan 19¤ 19' 49"+ 1))=
= 36¤ 30' 46,29"

4. Menghitung Sudut Waktu Matahari (SWM)

Rumus
sin TM : cos : LT : cos DM - tan LT × tan DM
= sin 36¤ 30' 46,29" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49"

cara pencet Kalkulator Real Max LK ;
shift cos (sin 36¤ 30' 46,29" : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49")=

lalu tekanlah tombol ¤'" untuk menjadikan hasil menjadi satuan derajat, menit sudut dan detik sudut, maka diperoleh hasil 50¤ 13' 36,4"
selanjutnya dijadikan satuan waktu (jam, menit, detik) dengan cara ;
50¤ 13' 36,4" : 15
= 03 : 20: 54, 43

5. Penghitungan Final Waktu Ashar

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04: 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
SWM  03 : 20 : 54, 43 +

 15 : 24 : 56,43
KWD  00 : 09 : 28    -

 15 : 15 : 28,43
IH  00 : 02 : 00   +
Awal Ashar  15 : 17 : 28,43 

 15 : 18 : 00

Ket.
- nilai detik berapapun digenapkan menjadi Satu menit.

VIII. Menghitung Waktu Shalat Dhuha

1. Rumus Dhuha
12 - PWM - (SWM : 15) - KWD + IH.

2. Menghitung Sudut Waktu Matahari

Rumus
sin TM : cos : LT : cos DM - tan LT × tan DM
= sin 4¤ 30' : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49"

cara pencet Kalkulator Real Max LK ;
shift cos (sin 4¤ 30' : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49")=

lalu tekan tombol ¤'" untuk menjadikan hasil menjadi satuan derajat, menit sudut dan detik sudut, maka diperoleh hasil 83¤ 54' 58,94"
selanjutnya dijadikan satuan waktu (jam, menit, detik) dengan cara ;
83¤ 54' 58,94" : 15
= 05 : 35 : 39,93

3. Penghitungan Final Waktu Dhuha

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04: 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
SWM  05 : 35 : 39,93 -

 06 : 28 : 22,07
KWD  00 : 09 : 28    -

 06 : 18 : 54,07
IH  00 : 02 : 00   +
Awal Dhuha  06 : 20 : 54,07

 06 : 21 : 00

Ket.
- nilai detik berapapun digenapkan menjadi Satu menit.

IX. Menghitung Waktu Shalat Idul Adha

1. Rumus Idul Adha
12 - PWM - (SWM : 15) - KWD + IH

2. Menghitung Sudut Waktu Matahari

Rumus
sin TM : cos : LT : cos DM - tan LT × tan DM
= sin 3¤ 30' : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49"

cara pencet Kalkulator Real Max LK ;
shift cos (sin 3¤ 30' : cos -6¤ : cos 13¤ 19' 49" - tan -6¤ × tan 13¤ 19' 49")

lalu tekan tombol ¤'" untuk menjadikan hasil menjadi satuan derajat, menit sudut dan detik sudut, maka diperoleh hasil 84¤ 57' 07,52"
selanjutnya dijadikan satuan waktu (jam, menit, detik) dengan cara ;
84¤ 57' 07,52" : 15
= 05 : 39 : 48,05

Penghitungan Final Waktu Idul Adha

Kulminasi  12 : 00 : 00
PWM -00 : 04: 02     -
Meridian Pass  12 : 04 : 02
SWM  05 : 39 : 48,05 -

 06 : 24 : 13,05
KWD  00 : 09 : 28    -

 06 : 14 : 45,05
IH  00 : 02 : 00   +
Awal Idul Adha  06 : 16 : 45,05

 06 : 17 : 00

Ket.
  • nilai detik berapapun digenapkan menjadi Satu menit.
  • contoh di atas mengumpamakan Idul Adha jatuh pada tanggal 17 Agustus 2021.

X. Menghitung Waktu Shalat Idul Fitri

Untuk penghitungan awal waktu Shalat Idul Fitri sama persis dengan penghitungan awal waktu Shalat Dhuha.

Dan berikut ini kesimpulan dari hasil penghitungan di atas ;

No. Waktu Jam
  I. Maghrib 17 : 57 : 00
  II. Isya 19 : 07 : 00
  III. Shubuh 04 : 39 : 00
  IV. Imsak 04 : 29 : 00
  V. Terbit 05 : 52 : 00
  VI. Dhuhur 11 : 58 : 00
  VII. Ashar 15 : 18 : 00 
  VIII. Dhuha 06 : 21 : 00
  IX. Idul Adha 06 : 17 : 00
  X. Idul Fitri 06 : 21 : 00

Simak juga Video tutorial Cara Menghitung Waktu Shalat Methode Ephimeris 3

Penyesuaian Waktu Kota-kota lain

Berikut daftar Kota-kota di Indonesia serta penyesuaian waktu-waktunya dengan Hasil penghitungan awal waktu Sholat untuk Kota Jakarta di atas ;

 No. Kota Penyesuaian
 01 Banda Aceh + 00 : 48 : 12
 02 Medan + 00 : 34 : 56
 03 Pekanbaru + 00 : 23 : 40
 04 Padang + 00 : 28 : 04
 05 Jambi + 00 : 14 : 56
 06 Palembang + 00 : 10 : 20
 07 Bengkulu + 00 : 20 : 28
 08 Bandar Lampung + 00 : 08 : 24
 09 Tanjung Pinang + 00 : 11 : 40
 10 Pangkal Pinang + 00 : 04 : 48
 11 Serang + 00 : 04 : 52
 12 Bandung  - 00 : 01 : 00
 13 Yogyakarta  - 00 : 11 : 56
 14 Semarang  - 00 : 12 : 08
 15 Surabaya  - 00 : 21 : 32
 16 Pontianak  - 00 : 08 : 00
 17 Banjarmasin  - 00 : 29 : 12
 18 Palangkaraya  - 00 : 26 : 16
 19 Samarinda  - 00 : 39 : 16
 20 Balikpapan  - 00 : 37 : 56
 21 Manado  - 01 : 10 : 04
 22 Gorontalo  - 01 : 02 : 48
 23 Palu  - 00 : 50 : 08
 24 Ternate  - 01 : 20 : 08
 25 Ambon  - 01 : 23 : 28
 26 Kendari  - 01 : 00 : 52
 27 Makassar  - 00 : 28 : 20
 28 Denpasar  - 00 : 33 : 24
 29 Mataram  - 00 : 35 : 04
 30 Kupang   - 01 : 04 : 52
 31 Sorong  - 01 : 35 : 32
 32 Manokwari  - 01 : 46 : 48
 33 Biak  - 01 : 54 : 44
 34 Jayapura  - 02 : 13 : 12
 35 Fak-fak  - 01 : 42 : 08
 36 Nabire  - 01 : 52 : 28
 37 Wamena  - 02 : 05 : 28
 38 Timika  - 01 : 56 : 44
 39 Merauke  - 02 : 12 : 20

Penyesuaian waktu pada tabel di atas berisikan selisih waktu (jam : menit : detik), yang berlandaskan selisih Bujur Tempat (BT) kota setempat dengan kota Jakarta.

Demikian pembahasan singkat mengenai Methode Perhitungan Waktu Shalat di Indonesia.

 Terima Kasih.
Buka Komentar