Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Tinggi Matahari

Banyak ulasan di luar sana yang mengemukakan suatu topik tentang pengaruh ketinggian tempat, diantaranya ;

  • Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Suhu Udara
  • Pengaruh Ketinggian Tempat pertumbuhan tanaman
  • Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap jenis budidaya tanaman
  • Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap cuaca
  • Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap kelembaban udara
  • Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap hewan ternak
  • Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap suhu badan
  • Dan pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap ekosistem Makhluk hidup
  • Dan pengaruh lainnya
Pengukuran ketinggian kondisi tempat suatu daerah terhitung dari permukaan air laut (dpl) dan sekarang telah banyak Aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan untuk mengetahui ketinggian suatu tempat, dimana alat tersebut dinamakan dengan Altimeter.

Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Tinggi Matahari

Untuk masalah Pengaruh Ketinggian Tempat yang akan kita angkat pada Artikel kali ini adalah Pengaruh kondisi ketinggian suatu tempat Terhadap Tinggi Matahari yang juga sangat mempengaruhi hasil perhitungan Waktu Shalat. Secara kenyataannya bahwa Daerah yang memiliki dataran yang lebih tinggi akan mengalami Terbit Matahari lebih awal dari pada daerah yang lebih rendah dan dataran tinggi akan lebih cepat mendapati fenomena Tenggelam Matahari dari dataran yang lebih rendah, meskipun terpautnya hanya sekian detik.

Pondasi Nilai Tinggi Matahari

Dalam Perhitungan waktu Shalat sistem ephimeris Nilai Tinggi Matahari  (TM) yang dijadikan dasar adalah Tinggi Mata Saat Terbenam atau Terbit Matahari, yaitu sebesar -1¤(minus Satu derajat). Kemudian untuk Isya' -18¤ (-1¤ × 17¤) dan Shubuh -20¤ (19¤ + -1¤), tanda minus tersebut menunjukkan bahwa Matahari sedang berada di bawah Ufuk dan harus disertakan saat proses perhitungan.

Sebenarnya Tinggi tempat suatu daerah tidak sendiri dalam mempengaruhi Nilai Tinggi Matahari, menurut pendapat yang memperhitubgkan Ketinggian suatu tempat, tetapi  juga didukung oleh 3 data di bawah ini ;

1. Refraksi
Nilai Refraksi (Ref) saat Matahari Terbit atau Tenggelam adalah sebesar 0¤ 34' (Nol derajat Tiga Puluh Empat Sudut Menit).

2. Semidiameter Matahari
Semidiameter Matahari (Sdm) yang memiliki nilai rata-rata sebesar -0¤ 16' (Nol derajat Enam Belas Sudut menit)

3. Kerendahan Ufuk
Untuk mengetahui Nilai Kerendahan Ufuk (KU) dapat menggunakan rumus sebagai berikut ;
0¤ 1, 76' × Tinggi Tempat (TT)

KU = 0¤ 1, 76' × \/ 12 m
      = 0¤ 6' 5,81"





Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Tinggi Matahari

Kemudian dilakukan penjumlahan sebagai berikut ;

KU  ( 0¤ 1, 76' × \/TT m) + Ref + Sd
= 0¤ 6' 5,81" + 0¤ 34' + -0¤ 16'
= 0¤ 24' 5,81".

Setelah dilakukan perhitungan di atas, maka data Tinggi Matahari diklaim menjadi lebih akurat, silahkan lihat tabel di bawah ini ;

Maghrib- 01¤ 24' 5,81"
Isya'- 18¤ 24' 5,81" 
(-17 + -1¤ 24' 5,81")
Shubuh- 20¤ 24' 5,81" 
 (-19¤ + 1¤ 24' 5,81")
Dhuhur
Tidak memerlukan Data 
Tinggi Matahari, karena 
Tinggi Matahari saat Dhuhur 
adalah 0¤.
Terbit-01¤ 24' 5,81"
Dhuha04¤ 30'
Idul Adha03¤ 30'
Idul Fitri04¤ 30'
Ashar
Ķhusus TM Ashar diperlukan 
data jarak Zenith | سمت الرأس 
(Z) dengan rumus ;

Z = DM - LT

Deklinasi Matahari 
dikurangi (-) Lintang 
Tempat (LT) mutlak (mk).

selanjutnya menghitung 
Tinggi Matahari waktu 
Ashar dengan menggunakan 
rumus ; 

Tan Z + 1

Untuk Nilai dalam 
penghitungan mencari 
Tinggi Matahari waktu 
Ashar harus selalu positif (+), 
kalau Z bernilai Negatif (-), 
maka harus menjadi Positif.

Keterangan ;
Untuk waktu selain Maghrib, Isya', Shubuh dan Terbit tidak  perlu memperhitungkan data Tinggi Tempat, Refraksi, Semidiameter Matahari dan Kerendahan Ufuk.

Hasil Penelitian

Dari hasil perbandingan perhitungan awal waktu Shalat antara hasil perhitungan yang menambahkan data ketinggian tempat dengan hasil perhitungan yang ada selama ini di dua masjid (Islamic Center Kota Lhokseumawe dan Mesjid Ruhama Takengon) dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat mempengaruhi penentuan awal waktu salat Magrib, Isya dan Subuh, sedangkan waktu salat Zuhur dan Asar tidak dipengaruhi oleh ketinggian tempat, selisih hasil perhitungan pada waktu Zuhur dan Asar satu atau dua menit masih dalam katagori toleransi. Bila dua tempat perhitungan di atas dapat dipastikan bahwa waktu salat yang ada selama ini lebih cocok digunakan pada daerah dataran rendah, seperti Kota Lhokseumawe, dan tidak baik digunakan pada daerah yang dataran tinggi, seperti Kota Takengon.

Demikian uraian kali ini mengenai Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Tinggi Matahari.
Buka Komentar