Fase Pergerakan Bulan

Dalam Tutorial kali ini, kita akan mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan Fase Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi. Sekaligus dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang beredar di luar sana, diantaranya ;

  • Soal tentang fase bulan
  • 4 fase bulan
  • Sebutkan fase-fase bulan
  • Jelaskan fase-fase bulan
  • Gambarkan fase-fase bulan
  • Fase bulan yang terjadi apabila bulan berada diantara Matahari dan Bumi ialah fase bulan?
  • Fase bulan separuh
  • Bulan Baru terjadi ketika posisi bulan berada diantara Bumi dan Matahari
Bulan merupakan benda padat yang gelap, ia tampak bersinar karena sinar Matahari mengenainya, Bulan berbentuk bulat seperti bola, terlihat dipermukaannya Gunung, Tebing, jurang dan dataran tandus, tidak ada tanda yang menunjukkan disana ada Makhluk hidup dan air serta disana pula tidak ditemukan tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.

Bulan adalah Satelit yang mengelilingi Bumi dan menyertai Bumi mengelilingi Matahari dalam satu putaran ditempuh waktu Satu tahun Masehi. Dimana pergerakan Bulan dalam mengelilingi Bumi inilah yang menentukan Penanggalan Hijriyah. Dan pergerakan Bulan mengelilingi bumi disebut Revolusi Bulan.

Dan Perubahan Fase Bulan sangat dipengaruhi oleh revolusi Bulan terhadap Bumi.

Garis Edar Bulan (Falak Al-Mail)

Garis Edar Bulan disebut فلك الميل (Falak Al-Mail) dan kemiringannya dari Ekliptika atau دائرة البروج adalah 5¤ 08' 48" (Lima Derajat Delapan Sudut Menit Empat Puluh Delapan Sudut Detik) ke Utara dan ke Selatan yang lebih dikenal dengan istilah Buhut. Pembahasan tentang Buhut ini, dapat Anda lihat di Artikel Hisab Gerhana Bulan dan Matahari Methode Fathu Al-Rauf Al-Mannan.

Karena kemiringan Falak Al-Mail inilah meskipun setiap bulan terjadi Ijtimak (Konjungsi) dan Istiqbal (Oposisi), akan tetapi tidak selalu terjadi Gerhana, baik Gerhana Bulan ataupun Gerhana Matahari.

3 Macam Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi

Inilah yang menarik dari dari gerak dan Berikut adalah 4 macam Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi ;

1. Pergerakan Tiap Hari (Al-Harakah Al-Yaumiyah) 

Yaitu pergerakan Bulan dari Timur ke Barat yang ditimbulkan oleh perputaran Bumi.

2. Pergerakan Mailiyah 

Yaitu pergerakan Bulan yang mengubah Titik Barat dan Timur Arahnya.

Dengan pergerakan Mailiyah ini, Setiap Malam Lintang Hilal (Bulan)  bertambah.

Pergerakan Mailiyyah ini akan dijelaskan secara lengkap di bawah nanti dalam Hilal dan Tarbi'.

3. Gerakan Siderisch (Al-Harakah An-Najmiyah)

Gerakan Siderisch adalah Pergerakan Bulan dalam mengelilingi Bumi secara penuh yakni 360¤ yang membutuhkan waktu selama 27 hari 7 jam 43 menit 11 detik. Karena pergerakan Bumi yang juga mengelilingi Matahari, maka walaupun Bulan sudah secara utuh mengelilingi, tetapi posisinya belum bisa sejajar dengan Bumi dan Matahari.

Gerakan Siderisch ini juga dinamakan dengan Al-Harakah Al-Dzatiyyah/Al-Najmiyah.

Dengan Gerakan Siderisch in, setiap hari posisi Bulan semakin menjauh dari Matahari sebanyak 13¤ ke arah Timur.

4. Gerakan Synodisch (حركة  الدائرية)

Gerakan Synodish adalah pergerakan Bulan mengelilingi Bumi sampai posisinya segaris antara Bulan, Bumi dan Matahari. Jadi pada gerakan ini, Bulan telah mengelilingi Bumi lebih dari 360¤, gerakan ini memakan waktu selama 29 hari 12 jam, 44 menit dan 3 detik, berarti melebihi Gerakan Siderisch (Al-Harakah Al-Dzatiyyah/Al-Najmiyah) sebanyak 2 hari 5 jam dan 52 detik.

Dalam Gerakan Synodish ini, Bulan membutuhkan waktu 354 Hari 8 Jam 48 menit dan 63 detik, masa ini merupakan landasan dari jumlah hari Kalender Hijriyah.

Akibat Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi

Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi (Revolusi Bulan) mengakibatkan sedikitnya 4 fenomena alam di bawah ini ;

1. Ijtimak

Apabila posisi Bulan dan Matahari sejajar dengan دائرة العروض (Dairatu Al-Urudl), maka pada saat tersebut terjadi Ijtimak, saat itu Taqwim Bulan bertepatan dengan Taqwim Matahari dan posisi Bulan berada diantara Bumi dan Matahari. Dikarenakan yang terkena sinar Matahari adalah bagian Bulan yang berhadapan dengan Matahari, maka dari Bumi, Bulan tidak dapat terlihat, sebab sinarnya memantul ke arah yang berlawanan dengan Bumi.
Dan Fenomena Ijtimak ini termasuk diantara dampak yang diakibatkan adanya pergerakan Bulan mengelilingi Bumi.

2. Istiqbal

Pada separuh Gerakan Synodish, Bulan akan berada segaris dengan Bumi dan Matahari, tetapi posisi Bumi berada diantara Bulan dan Matahari, sehingga sinar permukaan Bulan secara penuh bisa terlihat oleh bagian Bumi waktu Malam. Kejadian ini disebut Bulan Purnama, permukaan Bulan yang bercahaya berhadapan (Istiqbal) dengan Matahari.

Istiqbal juga merupakan salah satu diantara dampak yang diakibatkan adanya pergerakan Bulan mengelilingi Bumi.

3. Hilal dan Tabi'

Fenomena  Alam ketiga yang terjadi akibat dampak dari Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi adalah Hilal dan Tabi'.

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada keterangan di atas, bahwa saat terjadi Ijtimak, Bulan tidak terlihat oleh kita, tetapi Satu Dua hari kemudian posisi Bulan bergeser dari semula, sehingga pantulan Matahari yang mengenai permukaan Bulan akan nampak sedikit oleh kita, kejadian ini kita kita kenal dengan Hilal. Yaitu Bulan yang nampak sedikit tepat saat Matahari terbenam yang dijadikan sebagai Penentu Awal Bulan Hijriyah.

Selanjutnya Tujuh hari kemudian, Bulan akan nampak separuh oleh kita, pada saat tersebut disebut Tarbi' Awal (Kwartier Pertama).

Dan Kurang lebih Tujuh hari kemudian terjadilah Istiqbal atau yang lebih kita kenal dengan Bulan Purnama, kemudian kurang lebih Tujuh hari selanjutnya, Bulan kembali terlihat separuh, hal ini yang disebut dengan Tarbi' Akhir (Kwartier Terakhir).

Seterusnya Bulan makin nampak mengecil dan sampai tak nampak oleh kita. Lalu kembali terjadi Ijtimak dan seterusnya dan seterusnya, Daur (Perputaran pergerakan Bulan) ini selalu berulang setiap 29 hari 12 Jam 44 menit dan 3 detik.

4. 'Uqbah Jauzahar dan 'Uqbah Naubahar

Telah disebutkan di atas, bahwa garis  edar Bulan miring kira-kira 5¤ 8' 48" dari lingkaran Ekliptika (Dairatu Al-Buruj/Mail), dengan demikian garis edar Bulan (Falaku Al-Mail) tidak selalu bertemu dengan garis Matahari pada lingkaran Eksliptika, pada suatu saat garis edar Bulan tersebut akan bertemu juga dengan Eksliptika (Dairatu Al-Buruj/Mail). Titik pertemuan di dekat titik Haml (Aries) disebut 'Uqbah Jauzahar (Ascending Node), sedangkan titik pertemuan di dekat titik Mizan (Libra) disebut 'Uqbah Naubahar (Discending Node).

Dan apabila Ijtimak atau Istiqbal Bulan terjadi dekat dengan 'Uqbah Jauzahar (Ascending Node) atau 'Uqbah Naubahar (Discending Node), maka akan terjadi Gerhana Bulan atau Gerhana Matahari.

Konsep Harakah (Gerak) Bulan Dalam kitab Al-Khulashatu Al-Wafiyyah.

Setidaknya  terdapat tiga harakah (pergerakan) Bulan, yaitu ;

1. Harakah yaumiyah 

Yaitu gerakan harian dari arah timur ke barat yang mengitari bumi, sampai kembali seperti semula.

2. Harakah Mailiyah 

Yaitu gerakan miring dan akibat kemiringan ini, setiap Hari akan mengalami perbedaan terbit dan terbenamnya.

3. Harakah Dzatiyyah

Dengan ketinggian sekitar 13º setiap Hari dan akibat gerak ini, setiap Hari bulan terlambat terbitnya dibanding letak bintang tertentu dibelakangnya sekitar 50' (lima puluh sudut menit).

Terkait dengan ketiga Gerakan Bulan di atas, maka peredaran Bulan mengelilingi Bumi satu kali putaran penuh, memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43 menit 11 detik, dan inilah yang dinamakan dengan Al-Harakah Al-Najmiyah li Al-Qamar (waktu bulan Sideris). Akan tetapi waktu yang digunakan untuk dasar tahun Qamariyah bukan waktu bulan Sideris, melainkan waktu bulan Sinodis (al-harakah Al-Dairiyah), yakni waktu yang ditempuh bulan dari posisi Ijtimak ke Ijtimak setelahnya yang ditempuh rata-rata selama 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik.

Dengan demikian waktu yang diperlukan oleh Bulan berada dalam satu fase bulan baru ke bulan baru berikutnya atau dua Ijtimak (konjungsi) berturut-turut adalah 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik, dan inilah yang dimaksud dengan waktu Bulan Sinodis (Al-harakah Al-Dairiyah). Dalam hal ini periode Sinodis tidak sama dengan periode Sideris, karena Bumi tidak statis diam tetapi berputar mengelilingi Matahari.

Kemudian terkait dengan waktu bulan Sinodis (Al-harakah Al-Dairiyah) yang menjadi patokan penentuan tahun kamariah di atas, maka dari ijtimak ke ijtimak berikutnya (untuk satu tahun) memerlukan waktu sebanyak 354 hari 8 jam 48 menit 63 detik. Jika dibandingkan dengan data yang terdapat dalam Almanak Hisab Rukyat, bahwa dalam satu tahun sama dengan 354 hari 8 jam 48,5 menit. Dengan demikian selisihnya hanya 33 detik dengan data yang terdapat dalam khulashoh Al-Wafiyah.    

Lebih lanjut Penyusun Al-Khulashotu Al-Wafiyyah menjelaskan tentang perubahan penampakan wajah Bulan, seperti yang terlihat dari Bumi adalah sebagai akibat posisi relatif Bulan terhadap Bumi dan matahari. Dalam hal ini wajah bulan nampak berbeda dari waktu ke waktu, yang dimulai dengan Muhaq (bulan mati) yakni ketika terjadi peristiwa Ijtimak antara Bulan dan Matahari, selanjutnya Hilal (bulan baru) yakni ketika Bulan bergerak maka ada bagian bulan yang menerima sinar dari Matahari terlihat dari Bumi, berikutnya Tarbi’ Awwal, yakni ketika bulan bergerak semakin jauh dari titik Ijtimak, selanjutnya Badr (bulan Purnama) yakni ketika terjadi peristiwa Istiqbal dimana semua permukaan bulan menghadap Matahari, kemudian Tarbi’ Akhir ketika bulan meninggalkan Matahari setelah terjadinya peristiwa Istiqbal, dan akhirnya kembali pada bentuk muhaq hingga pada proses Ijtimak kembali.

Anda dapat melihat tampilan atau wajah Bulan sesuai Pergerakan yang dilakukannya setiap Bulan melalui Nautical Almanac.

Demikian artikel tentang seputar Pergerakan Bulan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
Buka Komentar