Hikmah Perpindahan Kiblat dari Masjidil Aqsha ke Ka'bah dari Sisi Astronomis

Meskipun sebenarnya Bumi kitalah yang berevolusi mengelilingi Matahari, namun bagi kita yang berada di Bumi melihat seolah Matahari-lah yang berputar mengelilingi Bumi, karena Bumi berotasi berputar pada porosnya maka kita melihat Matahari terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah Barat, karena kemiringan poros rotasi Bumi terhadap bidang orbitnya sekitar 23 setengah derajat, maka dalam peredaran tahunannya Matahari bergeser dari Utara menyebrangi khatulistiwa sampai Selatan khatulistiwa, kemudian kembali lagi bergeser ke utara begitu seterusnya. 

Peredaran semu Matahari sepanjang tahun, namun matahari tidak akan melampaui sejauh 23 setengah derajat, baik ketika di Selatan ataupun Utara khatulistiwa.


Hikmah Perpindahan Kiblat dari Masjidil Aqsha ke Ka'bah dari Sisi Astronomis

Secara geografis posisi Ka'bah kurang lebih 21 setengah derajat di sebelah Utara khatulistiwa sementara Baitul muqaddas lebih jauh ke utara yaitu sekitar 32° di utara khatulistiwa.

Bila dihubungkan dengan pergeseran posisi Matahari dari khatulistiwa tadi, maka Ka'bah dan Masjidil Aqsa sangatlah berbeda, Matahari tidak pernah berada tepat di atas Masjidil Aqsa, Karena posisinya di luar jangkauan Matahari yang maksimal 23 setengah derajat dari khatulistiwa, sementara posisi Ka'bah pada bulan-bulan tertentu Matahari Bisa tepat berada di atasnya, karena masih dalam rentang jangkauan 23 setengah derajat dari khatulistiwa.

Pada saat Matahari tepat di atas Ka'bah, kita bisa dengan mudah menemukan arah kiblat yang benar Meskipun dari tempat yang sangat jauh dari Ka'bah, maka dalam satu tahun, twrdapat dua kali peristiwa dimana Matahari berada tepat di atas Ka'bah, yaitu setiap tanggal 28 Mei pukul 16:15 Waktu Indonesia Barat dan pada tanggal 15 Juli jam 16:28 Waktu Indonesia Barat 

Pada tanggal, jam dan menit tersebut arah Matahari dilihat dari manapun Sekaligus merupakan arah Ka'bah dari tempat tersebut maka Siapa saja yang bisa melihat Matahari saat itu atau melihat bayangan setiap benda yang berdiri tegak arah Matahari ataupun bayangan benda tersebut lurus menuju kiblat, itulah mengapa hari tersebut terkenal dengan yaumu Rasydil kiblat (hari meluruskan arah kiblat).


Hikmah Perpindahan Kiblat dari Masjidil Aqsha ke Ka'bah dari Sisi Astronomis

Berbeda jika kiblat tetap menghadap Masjidil Aqsa maka Yaumu roshdil qiblat tidak pernah terjadi, sehingga bagi kaum muslimin yang jauh dari Masjidil Aqsa lebih sulit menemukan arah kiblatnya.

Maha benar Allah yang telah memindah kiblat dari menghadap Baitul muqaddas menjadi menghadap Ka'bah, dimana hal tersebut mengandung hikmah yang luar biasa.

Perpindahan arah kiblat dari menghadap Masjidil Aqsa menjadi menghadap Ka'bah, berarti Allah juga menyediakan cara menemukan kiblat meskipun dari tempat yang jauh dari Ka'bah secara mudah bahkan tanpa perlu alat apapun, dikarenakan hanya separuh permukaan Bumi yang dapat disinari oleh Matahari setiap saatnya, maka minimal penduduk separuh Bumi sudah dapat menemukan arah kiblatnya dengan cara ini, sementara separuh permukaan bumi lainnya dalam keadaan malam dan tidak bisa melihat Matahari, dan mereka dapat menemukan Arah Kiblat di hari meluruskan Arah kiblat atau yang disebut dengan Rasydul Kiblat pada keesokan harinya sesuai tanggal dan jam waktu setempat. 

Untuk lebih jelasnya silahkan tonton video Mas Washil di bawah ini :


Demikian Hikmah Perpindahan Kiblat dari Masjidil Aqsha ke Ka'bah dari Sisi Astronomis.

Buka Komentar