Dalam Tutorial kali ini, kita akan mempelajari Hisab Awal Bulan Hijriyah (Qamariyah) dengan menggunakan Methode atau Sistem dalam Kitab Fathu Ar-Rauf Al-Mannan.
Artikel ini mungkin dapat dijadikan perbandingan bagi para Santri dan Mahasiswa jurusan Ilmu Falak yang sedang mempelajari Hisab Awal Bulan Hijriyah dengan Methode Kitab Fathu Al-Rauf Al-Mannan.
Methode Penghitungan Awal Bulan Qamariyah
Dalam Hisab Awal Bulan Qamariyah, banyak sekali Methode dalam cara penggarapannya, diantaranya methode berikut ini ;- Fathu Ar-Rauf Al-Mannan
- Sullamu An-Nayyirain
- Irsyadu Al-Murid
- Durru Al-Aniq
- Faidlu Al-Karim
- Nuuru Al-Anwar
- Ephimeris
- Badi'atu Al-Mitsal
- Tadzkiratu Al-Ikhwan
- Muntaha Nataij Al-Aqwal
Dimana dalam artikel sebelumnya, telah dipublikasikan tentang Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia, methode tersebut membutuhkan data-data Matahari dan Bulan yang tertera dalam Buku Ephimeris Hisab Rukyat yang setiap Tahunnya diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan untuk mendapatkannya menurut informasi yang diketahui Penulis lumayan sulit, mungkin kita dapat melihatnya di Perpustakaan sebagian Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Negeri ini.
Methode penghitungan Awal Bulan Hijriyah secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu;
Pertama, perhitungan Presisi (Tahqiq) yang bersifat Empiris, seperti: Hisab rukyah, Nuru Al-Anwar, Qathru Al-Falak, dan sebagainya.
Kedua, perhitungan Asumtif (Taqribi), seperti Risalatu Al-Qamarain, Sullamu Al-Nayyirain, Fathu Ar-Rauf Al-Mannan, dan sebagainya.
Secara realita, keduanya dipakai hingga sekarang. Mungkin ada sekitar 30 lebih metode Hisab yang berkembang di Indonesia. Baik di dunia Pesantren atau perguruan tinggi.
Pertama, perhitungan Presisi (Tahqiq) yang bersifat Empiris, seperti: Hisab rukyah, Nuru Al-Anwar, Qathru Al-Falak, dan sebagainya.
Kedua, perhitungan Asumtif (Taqribi), seperti Risalatu Al-Qamarain, Sullamu Al-Nayyirain, Fathu Ar-Rauf Al-Mannan, dan sebagainya.
Secara realita, keduanya dipakai hingga sekarang. Mungkin ada sekitar 30 lebih metode Hisab yang berkembang di Indonesia. Baik di dunia Pesantren atau perguruan tinggi.
Panduan Hisab Awal Bulan Hijriyah Methode Fathu Ar-Rauf Al-Mannan
Dalam Methode Hisab ini, perlu memperhatikan beberapa kaidah yang ditetapkan dalam kitab Fathu Ar-Rauf Al-Mannan, yaitu berupa kode huruf, nomor dan tanda.
Kaidah serta arti Kode Huruf, Nomor dan Tanda
Kode tanda dalam Tabel adalah sebagai berikut ;
م = Hari
ج = Buruj
ع = Ushbu' (jari-jari)
¤ = Derajat atau Jam
/ = Menit
// = Detik
Adapun Kaidah data Al-Alamah terdiri dari Hari, jam, menit dan detik. Sedangkan data Hisshah, Wasath, Al-Khasshah dan Al-Markaz berisikan Buruj (B), Duruj | Derajat (¤), Sudut menit (') dan Sudut detik (").
Ketentuannya sebagai berikut ;
Adapun kode Hari sesuai nomor adalah ;
01. Ahad
02. Senin
03. Selasa
04. Rabu
05. Kamis
06. Jum'at
07. Sabtu
Ketentuannya sebagai berikut ;
- Data Hari (H) tidak melebihi 7, jika dalam Data Harakat ditemukan data Hari misalnya 10 (lebih dari 7), maka yang di tulis adalah 3.
- Data Jam (j) tidak melebihi 24, jika didapati lebih dari 24 seperti 58 misalnya, maka berarti ada penambahan data Hari sebanyak 2 dan sisanya 10 merupakan data jam yang kita tulis.
- Data Buruj (B) atau Rasi Bintang tidak melebihi 12, sehingga bila diperoleh Data Buruj misalnya 25, maka kita tulis data Burujnya 1. Artinya data Buruj yang lebih dari 12 dikurangi 12 atau kelipatannya, seperti contoh tadi, maka 25 - 24 = 1 B.
- Data Duruj atau Derajat (pada Buruj) tidak melebihi 30, bila kita temukan lebih 30 seperti 45, maka ada penambahan 1 untuk Buruj dan sisa 15 merupakan data Duruj.
Adapun kode Hari sesuai nomor adalah ;
01. Ahad
02. Senin
03. Selasa
04. Rabu
05. Kamis
06. Jum'at
07. Sabtu
Permulaan hari terhitung mulai terbenamnya Matahari.
Selanjutnya untuk kode nomor Buruj atau Rasi Bintang adalah sebagai berikut ;
Materi dan Data
Dalam penggarapan Hisab Awal Bulan Hijriyah tentunya memerlukan Materi dan Data. Oleh karena itu di bawah ini akan disebutkan Materi dan Data yang perlu dipersiapkan dalam menggarap Penghitungan Awal Bulan Qamariyah.
Sedangkan contoh penggarapan Hisab Awal Bulan Hijriyah ini, kami pilih Bulan Dzul-hijjah 1441 H.
1. Majmu'ah ( مجموعة)
Yang dimaksud dengan Tahun Majmu'ah disini adalah Tahun dari kelipatan 30, adapun Tahun-tahun tersebut dalam kitab Fathu Ar-Rauf adalah ; 1340 | 1370 | 1400 | 1430 | 1460 | 1490 | 1520 | 1550 | 1580 | 1610 | 1640 | 1670 | 1700 | 1730 | 1760.Maka untuk tahun Majmu'ahnya 1441 H yang tahun Tam-nya (Tahun yang telah lewat) yakni 1440 adalah 1430.
Selanjutnya mengisi kolom-kolom yang terdapat baris Majmu'ah yaitu ;
a- Alamah
Alamah adalah petunjuk waktu meliputi Hari (H), Jam (j) dan menit (m) saat terjadinya Ijtimak (konjungsi) atau Istiqbal (Purnama) antara Matahari dan Bulan yang ditentukan berdasarkan waktu rata-rata. Data Alamah ini yang nanti dijadikan acuan untuk mendapatkan waktu Ijtimak atau Istiqbal yang sebenarnya. Dimana waktu tersebut adalah pada saat Akhir Bulan yang telah dilalui tepatnya pada Awal Bulan baru untuk Ijtimak dan pada tengah bulan yang sedang berlangsung untuk Istiqbal.
b- Hisshah
Hisshah adalah tenggang waktu atau jarak yang harus diperhitungkan dari kedudukan benda langit ke kedudukan benda langit lainnya, yakni busur pada falak Bulan dihitung dari titik simpul Bulan sampai pusat Bulan berada atau di saat tertentu ke saat tertentu lainnya.
c-Wasath Al-Syams
Yaitu jarak antara Matahari dan Rasi Bintang Haml (Aries) yang belum terkoreksi.
d- Al-Khasshah
Al-Khasshah adalah Busur sepanjang Ekliptika yang diukur dari titik pusat Bulan hingga titik Rasi Bintang atau Buruj Haml (Aries) sebelum bergerak.
Secara ringkasnya Al-Khasshah merupakan posisi Bulan di garis edarnya.
e- Al-Markaz
Al-Markaz adalah busur sepanjang Ekliptika yang diukur dari Matahari sampai titik Buruj Haml (Aries) sebelum bergerak.
Secara singkat, Al-Markaz adalah posisi Matahari dalam Ekliptika Buruj.
Nilai Al-Markaz ini disesuaikan dengan tempat atau lokasi yang dijadikan pedoman.
Untuk pengisian data gerak Matahari dan Bulan pada baris Tahun Majmu'ah ini diambil dari Tabel 1.
2. Mabsuthah (مبسوطة)
Mabsuthah adalah tahun per 30-an, berisikan data pergerakan Matahari dan Bulan pada Tahun Tam (Tahun yang telah lewat). Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, bahwa Tahun Tam-nya 1441 adalah 1440, sehingga dan penggarapan Hisab Awal Bulan Dzul-hijjah 1441, Tahun Mabsuthah-nya diisi 10. Karena hasil penjumlahan Majmu'ah dengan Mabsuthah itu merupakan Tahun Tam (1430 + 10 = 1440).
Selanjutnya mengisi data 5 jenis pergerakan Matahari dan Bulan ;
- Alamah
- Hisshah
- Wasath Al-Syams
- Al-Khasshah
- Al-Markaz
Data-data ini dapat diambil dari Tabel 2.
3. Bulan
Yaitu mengambil data Harakat untuk Bulan Tam (Dzul-qa'dah | 11).
Selanjutnya mengisi data 5 jenis Harakat ;
- Alamah
- Hisshah
- Wasath Al-Syams
- Al-Khasshah
- Al-Markaz
Kita dapat menentukan data-data tersebut dengan mengambilnya dari Tabel 3.
4. Data Harakat
Yaitu memasukkan jumlah semua data-data Harakat dari Majmu'ah, Mabsuthah dan Bulan sesuai jenisnya masing-masing.Berikut ini akan ditampilkan pengisiannya ;
Alamah
Hari (H) | Jam | Menit | Detik |
1. 05 H | 22j 58m 00d |
2. 01 H | 16j 05m 00d |
3. 02 H | 20j 04m 00d |
4. 05+01+02=08 =08 + 02 = 10 10 - 7 = 3 H |
59j 07' 00" - 48j 00' 00" = 11¤ 07' 00" = + 02 H |
Maka data Alamah pada Data Harakat kita tulis ; 03 H 11¤ 07' 00"
Al-Hisshah
Buruj (B) | Derajat | Sudut Menit | Sudut Detik |
1. 11 B | 05¤ 30' 00" |
2. 02 B | 20¤ 28' 00" |
3. 11 B | 07¤ 23' 00" |
4. 24 +1 = 25 25 - 24 = 01 B |
33¤ 21' 00"-30¤ 00' 00" = 03¤ 21' 00" = + 01 B |
Jadi data Al-Hisshah pada Data Harakat kita tulis ; 01 B 03¤ 21' 00"
Al-Wasath Al-Syams
Buruj (B) | Derajat | Sudut Menit | Sudut Detik |
1. 08 B | 27¤ 45' 00" |
2. 08 B | 12¤ 48' 00" |
3. 10 B | 20¤ 10' 00" |
4. 26 2 ------+ 28 24 ----- - 04 B |
60¤ 43' 00" - 60¤ 00' 00" = 00¤ 43' 00" = + 02 B |
Maka data Al-Wasath Al-Syams pada Data Harakat diisi ; 04 B 00¤ 43' 00"
Al-Khasshah Al-Qamar
Buruj (B) | Derajat | Sudut Menit | Sudut Detik |
1. 10 B | 21¤ 49' 00" |
2. 07 B | 07¤ 59' 00" |
3. 09 B | 13¤ 59' 00" |
4. 26 01 ----- + 27 24 ----- - 03 B |
43¤ 47' 00" - 30¤ 00' 00" = 13¤ 47' 00" = + 01 B |
Maka 03 B 13¤ 47' 00 kita tulis dalam kolom Data Harakat untuk Al-Khasshah Al-Qamar.
Al-Markaz
Buruj (B) | Derajat | Sudut Menit | Sudut Detik |
1. 05 B | 15¤ 19' 00" |
2. 08 B | 12¤ 40' 00" |
3. 10 B | 20¤ 10' 00" |
4. 23 01 ----- + 24 24 ----- - 00 B |
48¤ 09' 00" - 30¤ 00' 00" = 18¤ 09' 00" = + 01 B |
Kita tulis 00 B 18¤ 09' 00" pada kolom Data Harakat untuk Al-Markaz.
Panduan Hisab Awal Bulan Hijriyah Methode Fathu Ar-Rauf Al-Mannan
01. Ta'dil Al-Khasshah | تعديل الخاصة (TK)
Yaitu Pusat Bulan agar didapatkan kedudukan Bulan yang sebenarnya sepanjang lingkaran Deklinasinya diukur dari lingkaran Ekliptika.Data ini berlandaskan nilai Buruj dan Duruj (derajat) dalam data Harakat untuk Khasshah,
Oleh karena data Harakat untuk Khasshah adalah 03 B 13¤ 47' 00", maka sesuai yang kita lihat dalam Tabel 5, Ta'dil Al-Khasshah kita tulis 00¤ 04' 00".
02. Ta'dil Al-Markaz | تعديل المركز (TZ)
Yaitu perata pusat Matahari agar didapatkan kedudukan Bulan yang sebenarnya sepanjang lingkaran Ekliptika.Data ini berargumen pada nilai Buruj dan Duruj (derajat) dalam data Harakat untuk Al-Markaz,
Melihat nilai Al-Markaz dalam Data Harakat adalah 00 B 18¤ 09' 00", maka sesuai dengan yang tercantum dalam Tabel 6, Ta'dil Al-Markaz kita kita isi dengan 02¤ 31' 00".
03. Bu'du Al-Mutlaq | بعد المطلق (BQ)
Bu'du Al-Mutlaq atau juga disebut Bu'du Ghair Al-Mu'addal adalah jarak antar Matahari dan Bulan dari titik Katulistiwa (مدار الاعتدالين) saat terjadinya Ijtimak (konjungsi) yang belum terkoreksi.Data ini diambil dari hasil penjumlahan antara Ta'dil Al-Khasshah dengan Ta'dil Al-Markaz.
BQ = TK + TZ
= 00¤ 04' 00" + 02¤ 31' 00"
= 02¤ 35' 00"
04. Hasil kali (×) 5
Yaitu nilai hasil perkalian antara Bu'du Al-Mutlaq dengan 00¤ 05' 00 (Nol derajat Lima Sudut Menit Nol Sudut Detik)Hasil kali 5' = BQ × 00¤ 05' 00"
= 02¤ 35' 00" × 00¤ 05' 00"
= 00¤ 12' 55"
05. Ta'dil Al-Markaz (TZ)
Diisi Sama dengan Ta'dil Al-Markaz di atas.06. Ta'dil Al-Syams = (TS)
Yaitu koreksi terhadap jarak antara Matahari dan Buruj Haml (Aries).Data ini dapat kita tentukan dengan menjumlahkan Ta'dil Al-Markaz dengan hasil perkalian antara Bu'du Al-Mutlaq dan 00¤ 05' 00".
TS = TZ + (BQ × 00¤ 05' 00")
= 02¤ 31' 00" + (02¤ 35' 00"
+ 00¤ 05' 00")
= 02¤ 31' 00" + (00¤ 12' 55")
= 02¤ 43' 55"
07. Wasath Al-Syams = (WS)
Yaitu jarak antara Matahari dan Buruj Haml (Aries) yang belum terkoreksi.Data ini dapat kita lihat pada Data Harakat untuk Al-Wasath Al-Syams diatas yakni 04B 00¤ 43' 00" dengan mencatatnya dalam nilai derajat, sudut menit dan sudut detik.
WS =
04 B 00¤ 43' 00"
= 04 B × 30¤ = 120¤ 43' 00"
08. Ta'dil Al-Syams (-)
Diisi sama dengan data Ta'dil As-Syams di atas.09. Muqawwam Al-Syams = (MS)
Yaitu posisi matahari dari Buruj Haml yang sudah terkoreksi pada saat Ijtima' (Konjungsi) atau Istiqbal (Oposisi).Muqowwam Al-Syams juga merupakan posisi Bulan saat terjadi Ijtima'.
Muqowwam Al-Syams merupakan hasil pengurangan antara Wasath Al-Syams dengan Ta’dil Al-Syams.
MS = WS - TS
= 120¤ 43' 00" - 02¤ 43' 55"
= 117¤ 59' 05" (03 B 27¤ 59' 05").
Muqowwam Al-Syams ini disebut dengan Juz Al-Ijtima' dalam penggarapan Hisab Gerhana Matahari.
10. Bu'du Al-Mutlaq = (BQ)
Diisi sama dengan data Bu'du Al-Mutlaq di atas.11. Daqaiqu Ta'dil Al-Ayyam {TDA} (-) | (Tabel)
Yaitu pengkoreksian terhadap jumlah hari agar didapati suatu hari terjadinya Ijtima’ yang sebenarnya.Data ini dapat diambil dari Tabel 7 dengan mengikuti besaran nilai Buruj dan Derajat Muaqawwam Al-Syams, untuk menentukannya silahkan perhatikan penghitungan berikut ini ;
Muaqawwam Al-Syams 117¤ 59' 05"
117¤ 59' 05" - 90¤ = 27¤ 59' 05"
= 03 B 27¤ 59' 05"
Oleh karena derajat yang diketahui (27¤) tidak ditemukan, maka perlu dilakukan Koreksi (Ta'dil) 2 baris data yang berjejer, dalam hal ini 25¤ dan 0¤ yang disebut 'Adad At-Thuli (عدد الطولى)
حصة الاقل | 0¤ 6' |
حصة الاكبر (-) | 1¤ 8' |
الفضل بينهما | 0¤ 2' |
فضل عدد المعلوم على الاقل (×) | 26¤ 54' |
حاصل الضرب | 0¤ 53' 48" |
تفاضل عدد الطولى (:) | 05¤ |
حاصل القسم | 0¤ 10' |
حصة الاقل (+) | 0¤ 6' |
الحصة المطلوبة | 0¤ 04' |
Maka kita isi data Daqaiqu Ta'dil Al-Ayyam dengan nilai 00¤ 04' 00"
12. Bu'du Al-Mu'addal (BD) | بعد المعدل
yaitu jarak Matahari dengan titik Haml yang telah dikoreksi, nilai ini adalah hasil pengurangan antara Bu’udu Al-Mutlaq (BQ) dengan Daqaiqu Ta’dil Al-Ayyam (DTA).BD = BQ - DTA
= 02¤ 35' 00" - 00¤ 04' 00"
= 02¤ 31' 00"
Rumus di atas menunjukkan nilai BQ lebih besar dari DTA. Selanjutnya apabila data BQ lebih kecil dari DTA, maka ;
Selisih Antara Nilai (SAN) Bu'du Al-Muthlaq (BQ) dan Daqaiqu Ta'dil Al-Ayyam (DTA) dikali Hisshah Al-Sa'ah, lalu hasilnya ditambah data Al-Alamah, maka menghasilkan data Al-Alamah Al-Mu'addalah.
Begitu juga apabila tidak ditemukan data BQ, maka ;
Data DTA dikalikan Hisshah Al-Sa'ah, kemudian hasilnya ditambahkan data Al-Alamah, maka menghasilkan data Al-Alamah Al-Mu'addalah (Kota Semarang).
13. Hisshatu As-Sa'ah {HS} (×) | (Tabel)
Yaitu perata pusat Bulan agar didapati kedudukan Bulan yang sebenarnya sepanjang lingkaran Deklinasinya diukur dari lintasan Ekliptika.
Cara pengambilan data Hisshatu As-Sa'ah dari Tabel 8 adalah dengan berargumen pada nilai Buruj dan Derajat Al-Khasshah Al-Qamar Al-Mutlaqah (belum terkoreksi). Dan apabila nilai Derajatnya berupa angka yang terletak diantara dua baris nilai derajat yang beriringan, maka harus dilakukan penta'dilan ;
حصة الاقل | 1¤ 59' |
حصة الاكبر (-) | 2¤ 59' |
الفضل بينهما | 0¤ 2' |
فضل عدد المعلوم على الاقل (×) | 11¤ 48' |
حاصل الضرب | 0¤ 23' 36" |
تفاضل عدد الطولى (:) | 05¤ |
حاصل القسم | 0¤ 04' 43,2" |
حصة الاقل (+) | 1¤ 59' |
الحصة المطلوبة | 2¤ 03' 43,2" |
Maka data Hisshatu As-Sa'ah yang harus dicatat adalah 02¤ 03' 43,2"
Dan untuk penjelasan lebih lanjut mengenai Koreksi dua baris data, silahkan klik disini
14. Ta'dil Al-Alamah (TA)| تعديل العلامة =
Yaitu koreksi waktu yang diberikan kepada waktu terjadinya Ijtima’ agar didapati waktu Ijtima’ yang sebenarnya, nilai Ta’dil Al-Alamah merupakan hasil perkalian antara Bu’du Al- Muaddal dengan Hisshah As-Sa’ah.
TA = BD × HS
= 02¤ 29' 00" × 02¤ 03' 43,2"
= 05¤ 07' 14,28".
15. Data Harakat Al- Alamah
Sama dengan yang di atas yakni 03 H 11j 07m 00d.Panduan Hisab Awal Bulan Hijriyah Methode Fathu Ar-Rauf Al-Mannan
16. Ta'dil Al-Alamah (-)
Mencatat 05¤ 07' 14,28" kembali seperti di atas.
17. Al-Alamah Al-Mu'addalah {AM1}(Semarang)
Yaitu waktu ijtimak yang telah terkoreksi. Nilai Al-Alamah Al-Mu’addalah merupakan hasil pengurangan antara Al-Alamah dengan Ta’dil Al-Alamah.AM1 = Al-Alamah - TA
= 03 H 11j 07m 00d - 05¤ 7' 14,28"
= 03 H 05j 59m 45,72d
(terhitung setelah terbenamnya Matahari di Hari tersebut).
Data Al-Alamah di atas berlandaskan pada Bujur Kota Semarang (110¤ 24' 00"), untuk menentukan data Al-Alamah daerah lainnya adalah sebagai berikut ;
Data Al-Alamah di atas berlandaskan pada Bujur Kota Semarang (110¤ 24' 00"), untuk menentukan data Al-Alamah daerah lainnya adalah sebagai berikut ;
- Perhatikan selisih antara nilai Bujurnya dengan Bujur Semarang.
- Nilai selisih dibagi (:) 15
- Kemudian hasilnya ditambahkan dengan data Al-Alamah di atas apabila nilai Bujurnya lebih besar dari Bujur Semarang. Contoh ; Surabaya yang berada pada Bujur 112¤ 76' 00" (lebih besar dari Bujur Semarang), selisih antara keduanya adalah sebesar 02¤ 52' 00", kemudian 02¤ 52' 00" : 15 = 00j 11m 28d. Dan selanjutnya 03 H 05j 59m 45,72d (Data Al-Alamah Al-Mu'addalah Semarang) - 00j 11m 28d = 03 H 05j 48' 17,72" yang menjadi Data Al-Alamah Al-Mu'addalah Surabaya)
- Dan apabila nilai Bujurnya lebih kecil dari Bujur Semarang, maka data Al-Alamah di atas dikurangi nilai selisihnya. Contoh ; Cirebon yang berada pada Bujur 108¤ 56' 00" (lebih kecil dari Bujur Semarang), selisih antara keduanya adalah sebesar 01¤ 28' 00", maka 01¤ 28' 00" : 15 = 00j 05m 52d. Dan data Harakat Al-Alamah Al-Mu'addalah Semarang 03 H 05j 59m 45,72d + 00j 05m 52d. = 03 H 06j 5m 37,72d (Al-Alamah Al-Mu'addalah Cirebon).
18. Sa'ah FT. (-)
Maksudnya adalah Sa'ah Fadhlu At-thulain ( ساعات فضل الطولين ) selisih jam, menit, detik antara Semarang dan Cirebon, tentunya dapat diketahui dari Bujur kedua kota tersebut ;
- Bujur Semarang = 110¤ 24' 00" (menurut Fathu Ar-Rauf Al-Mannan)
- Bujur Cirebon = 108¤ 56' 00" (menurut Addurusul Falakiyah)
110¤ 24' 00" - 108¤ 56' 00"
= 01¤ 28' 00" : 15
= -00j 05m 52d
19. Al-Alamah Al-Mu'addalah (Cirebon)
Sebagaimana keterangan pada Al-Alamah Al-Mu'addalah (Semarang), kita tulis data Alamah Al-Mu'addalah (Cirebon) 03 H 06j 5m 37,72d.Data inilah yang diambil untuk menentukan waktu Ijtima' atau Istiqbal yang sebenarnya.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan data Alamah Al-Mu'addalah selain Rumus di atas, yaitu ;
- Apabila data Bu'du Al-Mu'addal (BQ) lebih sedikit dari Data Daqaiqu Ta'dil Al-Ayyam (DTA), maka nilai selisih antara keduanya dikalikan Hisshatu As-Sa'ah, lalu hasilnya ditambahkan data Alamah, maka menghasilkan data Al-Alamah Al-Mu'addalah (Semarang | sesuai Markaz penghitungan dalam kitab Fathu Al-Rauf Alannan).
- Dan apabila data Bu'du Al-Mu'addal tidak ada, maka untuk mencari data Al-Alamah Al-Mu'addalahnya dengan cara mengalikan data Daqaiqu Ta'dil Al-Ayyam pada Hisshatu Assa'ah, kemudian hasilnya ditambahkan data Alamah dan hasilnya merupakan data Al-Alamah Al-Mu'addalah (Semarang | sesuai Markaz penghitungan dalam kitab Fathu Al-Rauf Al-Mannan).
03 H menunjukkan hari Selasa
06j 5m 37,72d + 18 = Malam Jum'at 24j 5m 37,72d (Waktu Istiwa | WIS), untuk menjadikannya menjadikannya sebagai Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) atau Waktu Indonesia Timur (WIT), dapat kita lihat pada Sub nomor 21 (Jam Al-Alamah Al-Mu'addalah) di bawah nanti.
18 disini merupakan kisaran jam / waktu terbenamnya Matahari sebelum terjadinya Ijtima'.
20. 24 Jam
Kita catat 24j 00m 00d21. Jam Al-Alamah Al-Mu'addalah
Kita tulis Jam 23. 49. 53,72 WIB.Dan perlu diketahui bahwa permulaan Hari dalam data Al-Alamah adalah Hari Ahad sebagaimana keterangan tentang kode Hari.
Sedangkan permulaan Jam terhitung dari Terbenam Matahari.
Apabila nilai Jam dalam data Al-Alamah lebih banyak dari 12, maka Ijtima' terjadi pada Siang hari dan bila lebih sedikit dari 12, maka Ijtima' terjadi pada Malam hari.
Sebagai contoh, misalnya tertulis dalam data Al-Alamah nilai 05 H 04j 03m 00d, maka menunjukkan bahwasanya Ijtima' terjadi pada Malam Kamis jam 22 lebih 03 menit.
Sehingga Ijtima' dalam Hisab Awal Bulan Dzul-hijjah 1441 H. ini terjadi pada hari Selasa Pon jam 24, 5 menit dan 37,72 detik (waktu Istiwa | Cirebon)
Oleh karena wilayah Cirebon termasuk dalam Zona Waktu Indonesia Barat (WIB), maka untuk menjadikannya menjadi WIB, perlu dilakukan penghitungan sebagai berikut ;
(Bujur Cirebon - Bujur WIB) : 15
= (108¤ 56' 00" - 105¤) : 15
= 03¤ 56' 00 : 15
= 00. 15. 44
maka 24. 5. 37,72 - 00. 15. 44
= 23. 49. 53,72
Jadi Ijtima' terjadi pada Jam 23. 49. 53,72 WIB.
Ijtima' juga biasa pula disebut Iqtiran merupakan pertemuan atau berkumpulnya (berimpitnya) dua benda yang berjalan secara aktif. Pengertian Ijtimak bila dikaitkan dengan bulan baru Qamariyah adalah suatu peristiwa saat bulan dan matahari terletak pada posisi garis bujur yang sama, bila dilihat dari arah timur ataupun arah barat. Sebenarnya bila diteliti, ternyata jarak antara kedua benda planet itu berkisar sekitar 50 derajat. Dalam keadaan Ijtima' pada hakikatnya masih ada bagian Bulan yang mendapat pantulan dari Matahari, yaitu bagian yang menghadap Bumi. Namun kadang kala, karena tipisnya, hal ini tidak dapat dilihat dari Bumi, karena bulan yang sedang berijtimak itu berdekatan letaknya dengan matahari. Kondisi ini dipengaruhi oleh peredaran masing-masing planet pada orbitnya. Bumi dan bulan beredar pada porosnya dari arah barat ke Timur. Mengetahui saat terjadinya ijtimak sangat penting dalam penentuan awal bulan kamariah. Sekalipun hanya sebagian kecil para ahli yang menetapkan tanggal dan bulan Qamariyah yang berdasarkan ijtima' Qabla al-ghurub, namun semua sepakat bahwa peristiwa ijtima' merupakan batas penentuan secara Astronomis antara bulan kamariah yang sedang berlangsung dan bulan Qamariyah berikutnya. Oleh karena itu, para ahli Astronomi umumnya menyebut ijtimak atau konjungsi (Conjunction) sebagai awal perhitungan bulan baru. Dalam ilmu Falak dikemukakan bahwa ijtimak antara Bulan dan Matahari merupakan dua bulan Qamariyah.
22. Jarak Jam Ijtima' ke waktu Matahari Terbenam (IJMT)
Jarak Jam Ijtima' ke waktu Terbenamnya Matahari pada keesokan harinya atau Terbenamnya Matahari setelah terjadinya Ijtima' yang disebut البعد من الاجتماع الى الغروب, disini kita isi dengan 17j 54m 22,28d yang merupakan hasil dari 24j - 06j 5m 37,72d (Jam Al-Alamah Al-Mu'addalah Cirebon Waktu Istiwa)23. Irtifa'u Al-Hilal (IJMT × 0.5)
Yaitu ketinggian Hilal di atas Ufuk, data ini dapat kita tentukan dengan salah satu dari 2 rumus berikut ini ;1. 17j 54m 22,28d (Jam Ijtima') : 2
2. 17j 54m 22,28d (Jam Ijtima') × 0,5
Kedua rumus tersebut sama-sama menghasilkan nilai 08¤ 57' 11,14" untuk Ketinggian Hilal.
Keterangan
Nilai Irtifa'u Al-Hilal berupa Satuan Derajat, Sudut Menit dan Sudut Detik.
24. Muktsu Al-Hilal (Irtifa'u Al-Hilal : 15)
Yaitu durasi kedudukan Hilal di atas ufuk, rumus mencari data Muktsu Al-Hilal adalah ;Data Irtifa'u Al-Hilal : 15
= 08¤ 57' 11,14" : 15
= 00j 35m 48,74d (Satuan waktu).
25. Ardlu Al-Qamar | عرض القمر (+)
Yaitu besaran bentuk Bulan, data ini dapat kita peroleh dari Tabel 9 disesuaikan dengan nilai Buruj dan derajat data Hisshah Al-Ardl di atas (01 B 03¤ 21' 00")Maka data Ardlu Al-Qamar kita tentukan senilai 00¤ 02' 44".
Dalam Tabel 9, Nilai Ardlu Al-Qamar terdiri dari derajat dan sudut menit, tetapi yang lebih tepatnya terdiri dari sudut menit dan sudut detik.
26. Nuru Al-Hilal | نور الهلال =
Yaitu kapasitas cahaya yang dipancarkan oleh hilal, nilai tersebut dapat ditentukan dari hasil penjumlahan dari Maktsu Al-Hilal (Lama Hilal di Ufuk) dengan Ardhu Al-Qamar.Data ini bisa diketahui dengan cara menambahkan Muktsu Al-Hilal dengan Ardlu Al-Qamar ;
00j 35m 48,74d + 00¤ 02' 44"
= 00¤ 38' 32,74" (Satuan Derajat)
Kemudian data ini ditetapkan untuk setiap 00¤ 60' 00" berarti senilai Satu Usbu' (jari-jari), maka ;
00¤ 38' 32,74" : 00¤ 60' 00"
= 0,64 242 7777 7778
ditulis 0,64 saja.
27. Manzilu Al-Qamar | منزل القمر
Yaitu posisi Bulan, data ini diperoleh dari Tabel 9+ dengan berlandaskan data Buruj dan derajat Muqawwam Al-Syams (117¤ 59' 05" | 03 B 27¤ 59' 05").
Maka data Manzil Al-Qamar ini kita catat 10 (Al-Dzira').
Maka dapat kita tentukan Arah Hilal nya berada di Utara
01. Tsaur / Taurus
02. Jauza' / Gemini
09. Jadyun / Caprocorn
10. Dalwun / Aquarius
11. Hut / Pisces
12 | 0 . Haml / Aries
Maka keadaan Hilal Miring ke Utara.
Sedangkan bila berupa ;
03. Sarathan / Cancer
04. Asad / Leo
05. Sunbulah / Virgo
06. Mizan / Libra
07. Aqrab / Scorpio
08. Qaus / Sagitarius
Maka ditetapkan keadaan Hilal Miring ke Selatan.
Dan keadaan Hilal dinyatakan Tegak bila ;
Dan di bawah ini adalah Tabel 12 Rasi Bintang, Tanggal, Bulan dan Posisi Matahari dari Katulistiwa ;
Maka data Manzil Al-Qamar ini kita catat 10 (Al-Dzira').
28. Arah Hilal
Yaitu Arah posisi Hilal setelah terjadinya Ijtima', data ini juga bergantung pada Data Buruj Muqawwam Al-Syams (117¤ 59' 05" | 03 B 27¤ 59' 05").Maka dapat kita tentukan Arah Hilal nya berada di Utara
29. Keadaan Hilal
Yaitu menentukan Keadaan Hilal dari segi Tegak atau Kemiringannya. Data ini juga harus mengikuti Nilai Buruj pada Data Muqowwam Al-Syams dengan ketentuan sebagai berikut ;01. Tsaur / Taurus
02. Jauza' / Gemini
09. Jadyun / Caprocorn
10. Dalwun / Aquarius
11. Hut / Pisces
12 | 0 . Haml / Aries
Maka keadaan Hilal Miring ke Utara.
Sedangkan bila berupa ;
03. Sarathan / Cancer
04. Asad / Leo
05. Sunbulah / Virgo
06. Mizan / Libra
07. Aqrab / Scorpio
08. Qaus / Sagitarius
Maka ditetapkan keadaan Hilal Miring ke Selatan.
Dan keadaan Hilal dinyatakan Tegak bila ;
- Berada di Akhir-akhir Buruj 02 | Jauza' (Gemini 21¤ --- 30¤)
- Dan di Awal - awal Buruj 03 | Sarathan (Cancer 01¤ ---10¤).
Dan di bawah ini adalah Tabel 12 Rasi Bintang, Tanggal, Bulan dan Posisi Matahari dari Katulistiwa ;
001. Lintang Tempat
Tentunya kita catat data Lintang Tempat penggarapan Hisab ini, untuk Lintang Cirebon sesuai dalam kitab Addurusul Falakiyah adalah -06¤ 71' 00"002. Muqawwam Al-Syams
Kita tulis kembali 117¤ 59' 05" (03 B 27¤ 59' 05")003. Mail Al-Awal | Deklinasi Matahari
Pengertian Mail Al-Awal | Deklinasi Matahari sudah dijelaskan dalam artikel Jadwal Deklinasi dan Perata Waktu Matahari. Dan untuk pengambilan datanya kita ambil tanggal 20 Juli (20¤ 36' 09").Bisa juga mengisinya dengan hasil menghitung Mail Al-Awal yang telah disampaikan dalam Artikel Cara Menghitung Mail Al-Awal, Bu'du Al-Quthr dan Ashlu Al-Mutlaq, memang ada selisih sedikit dengan data di atas.
004. Bu'du Al-Quthr | بعد القطر (BTR)
Jarak atau busur sepanjang lingkaran vertikal suatu benda Langit yang dihitung dari garis Tengah lintasan benda Langit sampai Ufuk.Dalam pengertian lain dijelaskan bahwa Bu'du Al-Quthr merupakan busur yang di hitung ufuk tempat Matahari terbit atau Terbenam sampai dengan garis Tengah lintasan Matahari yang membagi lintasan tersebut menjadi Dua bagian sama besar, yaitu bagian atas dan bagian bawah.
Apabila antara Deklinasi Matahari dan Lintang Tempat Ittifaq (sama), maka Bu'dul Al-Quthr berada di atas Ufuk,
sedangkan apabila ikhtilaf (beda), maka Bu'dul Al-Quthr berada di bawah Ufuk.
Rumus menghitungnya adalah sebagai berikut ;
BTR = sin DM × sin LT × 60
= sin 20¤ 36' 09" × sin -06¤ 71' 00" × 60
= - 02¤ 38' 24,22"
Nilai minus (-) tersebut menunjukkan bahwa Bu'dul Al-Quthr berada di bawah Ufuk.
005. Ashlu Al-Mutlaq | اصل المطلق (ASM)
Al-Ashlul Mutlaq atau Al-Ashlul Haqiqi adalah Jarak yang dihitung dari titik Kulminasi atas sampai titik pertemuan antara garis Horizon dengan garis Tengah lintasan Matahari yang menghubungkan titik Kulminasi atas dengan titik Kulminasi Bawah, Al-Ashlul Mutlaq selamanya selalu positif, yaitu selalu di atas Ufuk.Adapun menghitungnya adalah sebagai berikut;
ASM = cos DM × cos LT × 60
= cos 20¤ 36' 09" × cos -06¤ 71' 00" × 60
= 55¤ 43' 18,61"
006. Ghurubu Al-Syams | Terbenam Matahari
Pada tanggal 20 Juli 2020, Matahari terbenam pada jam 17. 49 WIB.
Data ini dari hasil penghitungan Awal waktu Shalat Maghrib tanggal tersebut, sebagaimana yang telah dijelaskan secara detail dalam Artikel Cara Menghitung Waktu Shalat Dengan Kalkulator
Data ini dari hasil penghitungan Awal waktu Shalat Maghrib tanggal tersebut, sebagaimana yang telah dijelaskan secara detail dalam Artikel Cara Menghitung Waktu Shalat Dengan Kalkulator
Panduan Hisab Awal Bulan Hijriyah Methode Fathu Ar-Rauf Al-Mannan
Hasil Hisab Lengkap Awal Bulan Dzul-hijjah 1441 H.
001. | Ta'dil Al-Khasshah (Tabel) | 004°04'00'' |
02. | Ta'dil Markaz | 002°31'00'' |
03. | Bu'dul Mutlaq = | 002°35'00'' |
04. | Hasil Kali 5 | 000°12'55'' |
05. | Tadil Markaz (+) | 002°31'00'' |
06. | Ta'dil Syamsi = | 002°43'55'' |
07. | Wasath Al-Syams = | 120°43'00'' |
08. | Ta'dil Syamsi (-) | 002°43'55'' |
09. | Muqowwam Al-Syams = | 117°59'05'' |
10. | Bu'du Al-Mutlaq = | 002°35'00'' |
11. | Daqaiq Ta'dil Al-Ayyam (-) | 000°04'00'' |
12. | Bu'du Al-Mu'addal / Selisih BQ --- DTA |
002° 11' ' 00'' |
13. | Hisshah Al - Sa'ah (×) | 02. 03. 43,2 |
14. | Ta'dil Alamah = | 005°07'14,28" |
15. | Data Harakat Alamah | 03 H 003: 11: 07 |
16. | Ta'dil Alamah (-) | 005°07'14,28" |
17. | Al-Alamah Al-Mu'addalah (Semarang) | 03 H 05: 59: 45,72 |
18. | Al - Sa'ah FT (-) | 00:05:52 |
19. | Al-Alamah AlMuaddalah (Cirebon | WIS) | 03 H 05:06:05:37,72 |
20. | 24 Jam | 24:00:00 |
21. | Jam Al-Alamah Al-Muaddalah (WIB| |
23:49:53,72 |
22. |
IJMT
|
17:54:22,28 |
23. | Irtifa'u Al-Hilal | 08° 57' 11,14" |
24. | Muktsu Al-Hilal | 00:35:48,74 |
25. | Ardhu Al-Qamar | 00°02'44'' |
26. | Nuru Al-Hilal | 0,64 242 7777 7778 |
27. | Manzilu Al-Qamar | 10 | Al-Dzira' |
28. | Arah Hilal | Di Utara |
29. | Keadaan Hilal | Miring ke Selatan |
001 | Lintang Tempat | -006°71'00" |
002 | Muqowwam Al-Syams | 117°59'05'' |
003 | Mail Awal | 020°36'09'' |
004 | Bu'du Al-Quthr | -002°38'24.22'' |
005 | Ashlu Al-Mutlaq | 55°43'18,61" |
006 | Ghurub Al-Syams | 03 H 17:49 WIB |
Kesimpulan Hisab Awal Bulan Dzul-hijjah 1441 H.
Awal bulan Syawal | Rabu Wage, 22 Juli 2020 |
Ijtima' terjadi pada | Selasa Pon (dini hari), 21 Juli 2020 |
Jam Ijtima' |
24. 5. 37,72 (WIS) | 23. 49. 53,72 (WIB)
|
Arah Hilal | Di Utara |
Kemiringan Hilal | Miring ke Selatan |
Ketinggian Hilal (Malam Selasa) | 08¤ 57' 11,14" |
Lama Hilal | 00j 36m |
Cahaya Hilal | 0, 64 Usbu' |
Saat Matahari terbenam | 17. 49 WIB |
Markaz | Cirebon {-6° 71' 00"| 108° 33' 00"} |
Pendapat Ulama' dalam batasan Ru'yah
Ada beberapa pendapat Ulama perihal Had Al-Ru'yah (visibilitas Rukyat), diantaranya Tiga pendapat di bawah ini ;- Pertama Cahaya Hilal harus mencapai Satu per-Lima (1/5) Ushbu' dan kedua Qaus Al - Muktsi (busur lama Hilal di atas ufuk) sampai 03¤ 00' 00" (Tiga derajat)
- Pertama Cahaya Hilal harus mencapai Dua per-Tiga (2/3) Ushbu' dan kedua ketinggian Hilal sampai 06¤ 00' 00" (Enam derajat)
- Pertama Cahaya Hilal harus mencapai Dua per-Tiga (2/3) Ushbu' dan kedua ketinggian Hilal sampai 11¤ 00' 00" (Sebelas derajat).
- jika kurang dari salah satu keduanya, maka Hilal kecil kemungkinan dapat di Ru'yah
- jika kurang dari keduanya, maka Hilal tidak bisa di Ru'yah.
Dan perlu diketahui bahwa tidak ditentukan batas Ketinggian Hilal yang memungkinkan Hilal dapat terlihat, karena sering terjadi Hilal dapat terlihat pada saat Ketinggiannya hanya 2¤ (dua derajat).
Keterangan lengkap mengenai visibilitas dalam Ru'yah Al-Hilal di Indonesia, silahkan kunjungi Artikel Rangkuman seputar Hisab dan Rukyat.
Sedangkan untuk mengetahui Jadwal Bulan Baru dalam penanggalan Hijriyah, silahkan klik disini
Penjelasan tentang Keutamaan Bulan-bulan Hijriyah 2021 beserta data Hisabnya, dapat Anda Akses disini
Sekian Tutorial tentang Panduan Hisab Awal Bulan Hijriyah Methode Fathu Ar-Rauf Al-Mannan yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfa'at dan silahkan kunjungi Artikel lainnya di Blog ini.