Telah dipublikasikan sebelumnya sebuah Artikel mengenai Rumus Menghitung Hari, Tanggal dan Pasaran, baik untuk penanggalan Hijriyah maupun Masehi, untuk Artikel kali ini akan membahas tentang Permulaan Hari dan bulan dalam Islam.
Permulaan Hari Dalam Islam
Pendapat-pendapat Mengenai Permulaan Hari
Berikut akan disampaikan beberapa pendapat tentang dimulainya suatu Hari ;
- Pergantian Hari pada Kalender Hijriyah terhitung mulai Terbenamnya Matahari, sehingga waktu Malam mendahului waktu Siang menurut Pendapat ini, jadi apabila Ijtima' terjadi sebelum terbenam Matahari, maka Malam setelahnya adalah sudah masuk Bulan baru, dengan syarat jarak waktu antara Ijtima' dan Terbenam Matahari telah mencapai minimal 8 jam. Dan apabila Ijtima' terjadi setelah Terbenam Matahari, maka Malam dan Siang setelahnya masih Bulan yang hadir. Pendapat inilah yang digunakan menurut Fiqh. Dengan mengikuti pendapat inilah kita mendapatkan ketetapan Pergantian hari dalam Islam atau menurut kalender Hijriyah adalah setelah terbenamnya Matahari.
- Permulaan Hari pada Kalender Hijriyah terhitung mulai Terbit Matahari, sehingga menurut pendapat ini, apabila Ijtima' terjadi di Siang hari, maka siang tersebut telah masuk Awal Bulan dan apabila Ijtima' terjadi di Malam hari, maka siang yang setelahnya itu masih bulan yang hadir, karena Waktu Siang mendahului waktu Malam menurut pendapat ini.
- Pergantian Hari pada Kalender Hijriyah terhitung mulai Tengah Siang, tepatnya jam 12 Siang, sebagaimana pendapat Ahli Nujum (perbintangan), oleh karena itu Apabila Ijtima' terjadi sesudah tergelincirnya Matahari, maka Siang itu sudah memasuki Awal Bulan Baru, sedangkan apabila Ijtima' terjadi di waktu Malam, maka Siang setelahnya masih dalam Bulan yang hadir. Pendapat ini menganggap bahwa waktu Siang mendahului waktu Malam.
- Permulaan Hari pada Kalender Hijriyah terhitung mulai tengah Malam, tepatnya Jam 12 Dini hari, Pendapat ini hanya berargumen pada pergerakan Matahari saja. Pendapat inilah yang digunakan dalam penanggalan Miladiyah (Masehi).
Permulaan Bulan Baru
Adapun Permulan Bulan baru pada Kalender Hijriyah terhitung mulai terjadinya Ijtima', baik terjadinya Ijtimak di waktu Malam ataupun Siang hari, sehingga hari sebelum Ijtima' masih dalam Bulan hadir, sementara hari setelah Ijtima', sudah masuk Bulan Baru. Pendapat ini yang dijadikan pegangan dalam menentukan pergerakan (Harakah) Bulan dan Matahari, oleh karena itu Bulan Hakiki adalah masa yang dimulai dengan terjadinya Ijtima' dan diakhiri dengan terjadinya Ijtima' pula dan seterusnya.Permulaan Hari Dalam Islam
Dimulai dari kapan Permulaan Hari Menurut Islam?
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwasanya menurut Syari'at Islam penetapan Awal Bulan Qamariyah ditentukan dengan terlihatnya Hilal (Rukyatul Hilal) sesuai kriteria Hisab, bukan ditentukan oleh Hisab saja, dimana melihat Hilal dapat dilakukan oleh kebanyakan orang meskipun dengan bantuan alat optik seperti Teleskop, sedangkan Hisab hanya diketahui oleh orang-orang tertentu, jadi secara kesimpulannya Allah dan Nabi Muhammad SAW selaku Syari' memerintahkan apa-apa yang dapat diketahui oleh kebanyakan (mayoritas) manusia.
Dari 5 pendapat mengenai permulaan Hari yang telah ditulis di atas, Permulaan Hari menurut Syari'at Islam adalah pendapat yang pertama, yaitu pendapat yang menyatakan bahwa Permulaan Hari terhitung mulai dari Terbenam Matahari. Dan pendapat inilah yang dijadikan acuan dalam penyusunan Kalender Islam dan Kalender Jawa.
Nama-nama hari dalam Islam
Berapa hari dalam 1 bulan untuk kalender Islam?
Pada Artikel lain dijelaskan mengenai Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Bulan Hijriyah lainnya.
Sekian uraian tentang Permulaan Hari Dalam Islam yang dapat disampaikan untuk kali ini.