Proses Penciptaan Alam Semesta Dan Galaxi Bimasakti

Untuk Artikel ini Pengantar Ilmu Falak akan membawakan judul Proses Penciptaan Alam Semesta dan Galaxi Bimasakti , selamat membaca !.


Terbentuknya Alam Semesta

Allah menciptakan alam semesta dan seisinya ini dengan memiliki kriteria akurasi yang sangat tinggi, penciptaan alam semesta oleh Allah SWT dengan disebabkan akibat dentuman maha dahsyat (Big Bang). 

Mayoritas Ahli Astronomi dan Kosmologi menerima teori Dentuman Besar (Big Bang) yang menjelaskan Asal muasal terbentuknya Jagat Raya ini. Dan teori menyatakan bahwa Jagat Raya dimulai dengan sebuah Singularity yang panas dan sangat padat, kemudian berkembang menjadi "Sup Kosmos" dimana masih belum bisa dibedakan antar Bintang dan Planet ataupun antara langit dan Bumi seperti sekarang ini, hal ini telah Allah sebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' Ayat 30 ;
Apakah orang-orang Kafir itu tidak mengetahui bahwa Ruang angkasa dan Bumi adalah (semula) Satu kesatuan?, kemudian keduanya kami pisahkan. Dan dari Air Kami ciptakan segala sesuatu yang hidup. Mengapakah mereka tidak juga beriman?.

Ternyata ayat di atas sangat konsisten dengan teori dentuman besar.

Dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 47, Al-Qur'an juga menjelaskan pengembangan Jagat Raya yang terus menerus, ayat inilah yang menjadi dasar perkataan Ahli Fisafat ;

العالم متغير - وكل متغير حادث - العالم حادث
Alam Jagat Raya ini selalu berkembang (menerima berubah), Setiap yang dapat berubah itu berarti wujudnya Baru (didahului oleh tidak ada). Maka Jagat Raya ini adalah Baru (sebelumnya tidak ada).

Jadi wujudnya Alam Semesta jagat Raya ini karena ada yang mewujudkan, siapa yang yang mewujudkannya?, jawabannya adalah Dzat yang wajib wujudnya, wujudnya tidak didahului oleh tidak ada dan wujudnya tidak butuh pada apa yang mewujudkan, Dia adalah Allah SWT. Tuhan semesta alam. 

Jadi wujudnya Alah SWT tidak didahului oleh tidak ada, artinya tidak ada yang mewujudkan Allah, kalau wujudnya Allah didahului oleh tidak ada seperti Kita semua, maka tentunya ada yang mewujudkan Allah, kalau ada yang mewujudkan Allah SWT, tentunya yang mewujudkan Allah itu juga pastinya ada yang mewujudkan dan Seterusnya dan seterusnya, sehingga terjadi rangkaian rantai "ciptaan dan Pencipta" yang tidak ada habisnya, 
rangkaian rantai "ciptaan dan Pencipta" yang tidak ada habisnya ini mustahil (akal dan syara' tidak dapat bisa menerima hal tersebut terjadi).

Allah SWT memberikan kesempatan bertanya kepada siapa saja yang tidak mengakui ketuhanannya (Rububiyah) dan hak disembahnya (Uluhiyah), yaitu mereka yang menyembah selain Allah SWT. serta meyakini yang disembahnya itu Tuhan mereka, dengan menanyakan apakah apa yang mereka sembah dan dianggap Tuhan itu menciptakan langit Bumi dan seisinya ini? atau apakah Tuhan yang mereka sembah itu punya peran, memberi sumbangan, investasi dan andil dalam penciptaan Jagat Raya ini?, ternyata tidak ada satupun apa yang mereka yakini sebagai Tuhan, menciptakan atau setidaknya punya andil dalam penciptaan Jagat Raya ini, jadi Kalau tidak mau meyakini Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, silahkan cari Tuhan yang dapat menciptakan Alam Semesta Jagat Raya yang lain, ternyata tidak ada satupun yang dapat menandingi Allah SWT.

Dentuman Besar

Riset-riset kosmologi modern sebagai bagian dari Astronomi saat ini sebetulnya mengacu pada penjelasan-penjelasan matematis atas alam semesta yang dikembangkan Albert Einstein di awal 1900-an yang terkait dengan teorinya tentang relativitas. Teori ini melibatkan rumus-rumus matematika yang sangat kompleks, yang secara umum menjelaskan tentang hukum gerakan pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya (relativitas khusus) dan akibat gaya gravitasi yang kuat (relativitas umum) yang digunakan untuk menjelaskan fenomena kosmologis.

Untuk selanjutnya, penemuan Astronomi terpenting yang mendukung firman Allah dalam Surat Al-Anbiya' ayat 30 yang sudah disampaikan di atas, juteru terjadi ketika pada tahun 1922, Adalah Fisikawan Russia Alexander Friedman mengumumkan sebuah teori bahwa struktur jagat raya itu sebetulnya tidak statis. Ahli Astronomi Belgia, Georges Lemaitre kemudian mengembangkan teori ini dengan mengatakan bahwa jagat raya ternyata memiliki permulaan dan dipicu oleh sesuatu yang menyebabkan jagat raya tersebut terus mengembang.

Teori di atas tetap diabaikan sampai pada tahun 1929, ketika Ahli Astronomi Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan salah satu penemuan terbesar abad 19 saat dia bekerja di Observatori Moubt Wilson, California dengan menggunakan Teleskop besar untuk mengamati sejumlah bintang, Hubble memperlihatkan bahwa berkas sinar dari bintang-bintang tersebut bergeser terhadap sisi merah dari spektrum sinar yang bessrnya proporsional dengan jarak bontang tersebut dari Bumi.

Menurut rumus dasar Fisika yang berlaku, spektrum cahaya yang mendekati titik observasi akan mendekati berkas sinar ungu, sementara spektrum cahaya yang menjauh dari titik pengamat akan mendekati berkas sinar merah dalam ilustrasi gambar "Sinar kasat mata (visible) dalam spektrum gelombang elektromagnetik".

Dengan kata lain, Hubble menyimpilkan bahwa sesungguhnya bintang-bintang yang diamati tersebut ternyata dalam perjalanan menjauhi Bumi. Penemuan Hubble yang spektakuler adalah kenyataan bahwa bintang-bintang tersebut bukan saja dalam pergerakannya sedang menjauh dari Bumi, tetapi juga saling menjauh satu sama lain. Bahkan, Hubble mencermati bahwa gerakan galaxi-galaxi menjauhi Bumi tersebut ternyata berbanding lurus dengan jaraknya dari Bumi. Semakin jauh jarak sebuah galaxi dari Bumi, maka semakin tinggi kecepatan perjalanannya, artinya, jika galaksi A jaraknya seratus kali jarak galaksi B terhadap Bumi, maka kecepatan perjananan galaksi A dalam menjauhi Bumi adalah juga seratus kali kecepatan galaksi B. Kesimpulan yang dapat ditarik dari jagat raya yang segala sesuatu di dalamnya saling menjauhi satu sama lain adalah bahwa jagat raya tersebut sebetulnya secara konstan mengembang, persis seperti buah Kismis (raisin) pada sebuah kue bolu kukus saat mengembang ketika dipanggang.

Bila penemuan Hubble tersebut digunaka  untuk menghitung mundur ke belakang sesuai dengan perjalanan waktu, maka ukuran jagat raya sebaliknya menjadi semakin menyusut, akibat gaya gravitasi (kebalikan dari ledakan) yang sangat besar dan pada suatu momen tertentu sebetulnya berupa sebuah titik yang diberi nama "zero volume" atau "singularity". Ledakan kosmik yang menyebabkan berhamburannya milyaran bintang-bintang yang saat ini ada di jagat raya yang terus mengembang itulah yang dinamakan Big Bang (dentuman besar) yang diperkirakan terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.

Teori  dentuman besar juga memprediksi keberadaan radiasi kosmik sebagai sisa dentumannya. Dan ternyata radiasi ini telah dikonfirmasi keberadaannya oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1964, yang kemudian memenangkan Hadiah Nobel untuk penemuannya ini.

Untuk selanjutnya terminologi fisika "zero volume" tersebut pada hakikatnya tidak kurang dan tidak lebih dari suatu kondidi ketiadaan.

Allah Ta'ala yang telah mengkondisikan dari suatu yang tiada menjadi ada melalui proses dentuman kosmik besar yang menghasilkan seluruh jagat raya dan segala isinya tersebut, oleh karena itu kita wajib meyakini bahwa Allah SWT. adalah dzat yang Maha Besar dengan segala kekuasaanya yang tanps batas.

Dan ternyata  Al-Qur'an telah menjelaskan tentang rahasia langit (jagat raya) tersebut, semuanya itu disampaikan oleh Rosulullah SAW. seorang Ummi (buta huruf) lebih dari 14 abad yang lalu, sementara ilmuan Barat yang mengklaim penggali ilmu pengetahuan modern yang dilengkapi dengan segala macam peralatan canggih baru dapat membuktikannya pada sekitar 75 tahun yang lalu. Ini adalah suatu bujti bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah benar-benar utusan Allah dan apa yang disampaikannya bukanlah kalimat-kalimat yang berasal dari beliau sendiri, melainkan merupakan Mu'jizat dan wahyu dari Allah Sang Maha Pencipta sumber dari segala ilmu dan kebenaran yang hakiki.


Rincian Proses Dentuman Besar

Menurut pengamatan beberapa Ilmuan bahwa rincian peristiwa Big Bang dijelaskan melalui proses berikut ini ;
  • Sekitar 13,7 juta tahun yang lalu, jagat raya menyatu sebagai inti alam yang dikenal dengan kondisi "Zero Volume". Ini adalah saat sebelum terjadinya proses pembentukkan dimana ruang, waktu dan benda belum ada. Inti atom ini mengandung bahan-bahan bersifat sub-atomik dengan kepadatan yang tak terperikan dan kemudian menghasilkan ledakan dan menyemburkan panas sampai triliunan derajat.
  • Menurut teori Quantum, pada umur 10-43 detik setelah ledakan, empat kekuatan alam; Nuklir Kuat, Nuklir lemah, Elektromagnetik dan Gravitasi tergabung menjadi satu (Super Force). Partikel dasar yang dinamakan Quart bergabung menjadi trios kemudian membentuk Photon, Positron dan Netrinos. Dalam waktu yang sangat pendek tersebut, kosmos mengembang menjadi seukuran buah Grapefruit. Sedangkan kepadatannya diperkirakan sebesar 1.094g/cm3. Untuk setiap milyar partikel hadrons yang terbentuk, ada satu yang hancur akibat tabrakan, sisanya kemudian menjadi isi Jagat Raya seperti sekarang ini. ALLAHU AKBAR.
  • Selama proses ke-2 di atas, Jagat Raya mengalami proses pengembangan yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Dalam waktu yang seperseribu detik, ukuran jagat Raya menjadi 2^200 kalinya, pengembangan ini disebut dengan Pengembangan Epoch dan proses pengembangan ini berhenti pada 10^35 detik. Pada saat itu Jagat Raya bagaikan Sup panad partikel Elektron dan Quartk yang mendidih dengan temperatur 10^27 C (Derajat Celcius).
  • Pada umur 10^6 detik, suhu turun drastis menjadi 10^8 C yang menyebabkan Quarks berubah menjadi Proton dan Neutron.
  • Pada umur 3 menit, suhu Jagat Raya turun menjadi 10^8 C, namun masih terlalu panas untuk terbentuknya Atom, sementara Elektron dan Proton menghalangi terbentuknya sinar dan Jagat Raya masih berupa kabut panas.
  • Pada umur 300.000 tahun, temperatur jagat raya turun lagi menjadi 10.000C. Pada temperatur ini, Elektron bergabung dengan Proton dan Neutron membentuk atom yang sebagian besar adalah Hidrogen dan Helium. Akhirnya sinar dapat terbentuk dalam kondisi ini.
  • Pada umur 1 milyar tahun, pada temperatur yang terus turun sampai 200C, gas hidrogen dan helium di jagat raya berfusi sehingga terbentuklah serangkaian Galaxi. Gumpalan gas kemudian hancur sehingga terbentuklah gugusan Bintang.
  • Pada umur 15 milyar tahun, temperatur terus turun menjadi menjadi -270C, gugusan Galaxi membentuk klaster akibat gaya gravitasi, Bintang pertama mati dan menyemburkan elemen-elemennya ke ruang angkasa yang akhirnya membentuk bintang-bintang baru dan planet-planet sebagaimana struktur jagat raya sekarang ini. Sementara itu Bumi sebagai salah satu planet di Galaxi Bimasakti yang kita huni ini baru terbentuk kira-kira 10 milyar tahun setelah Big Bang.

Dalam Al-qur'an surat Al-A'raf ayat 54 disana dijelaskan bahwa penciptaan alam semesta yang dilakukan oleh Allah dalam masa 6 hari (Sittati Ayyaam), Konsep hari disini menurut para Ahli Tafsir diartikan dengan 6 Tahapan atau 6 proses, bukan konsep hari yang merupakan waktu Bumi untuk melakukan rotasi pada sumbunya (24 jam).



Galaxi Bimasakti sekian dari Milyaran Galaxi di Alam Semesta

Para Ahli Astronomi memperkirakan setidaknya ada sekitar 300 milyar galaksi di alam jagat raya ini. Galaksi-galaksi tersebut memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada yang berbentuk Spiral, Elliptikal dan  sebagainya. Masing-masing dari galaksi-galaksi itu juga diperkirakan memiliki 200 hingga 300 bintang, dimana Matahari merupakan salah satu Bintang dalam salah satu Galaksi yang bernama galaksi Bima Sakti yang disebut juga dengan Milky Way, galaksi ini berbentuk Spiral dan pada galaksi inilah Bumi tempat kita berada.

Dan perlu diketahui bahwa Milky Way mempunyai dua galaksi tetangga yang bernama Large Magellanic Cloud dan Small Magellanic Cloud), keduanya terkadang terlihat dari belahan Bumi bagian Selatan. Sedangkan galaksi tetangga yang besar dan terdekat berjarak 2 juta tahun cahaya dari Galaksi kita adalah Galaksi Andromeda, Galaksi ini juga berbentuk Spiral. 

Milyaran galaksi beserta isinya ini seluruhnya bergerak di jagat raya Alam Semesta diatur, dirawat dan diciptakan Allah Ta'ala, Tuhan Semesta Alam (رب العالمين), Allah Sang Maha Pencipta, Pengatur dan Perawat Alam semesta.

Selanjutnya simak penjelasan mengenai Fakta dan Data Menarik pada 10 Planet Dalam Tatasurya Kita.

Demikian uraian singkat tentang Proses Penciptaan Alam Semesta Dan Galaxi Bimasakti.

Terima kasih.

Buka Komentar