Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia

Awal Bulan Qamariyah diawali dengan munculnya Bulan Baru (Hilal), dimana hal tersebut didahului oleh terjadinya Ijtimak (Konjungsi). Dan Artikel ini akan menjelaskan mengenai

  Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia, yaitu Methode menghitung Awal Bulan Qamariyah yang dapat menetapkan atau tidaknya Imkanur Rukyah (Kemungkinan terlihatnya Hilal sesuai Kreteria yang telah ditentukan di Indonesia melalui Kementerian Agama Republik Indonesia). Di Artikel lain dalam Web ini juga terdapat Panduan Hisab Awal Bulan Hijriyah Methode Fathu Al-Rauf Al-Mannan.
Pembahasan lengkap secara singkat perihal Hisab dan Rukyat juga dapat dilihat disini.

Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia


Penentuan Awal bulan Qamariyah

Berbicara mengenai penetapan (Itsbat) awal bulan Qamariyah, terlintas dalam benak kita hanya tentang penetapan 1 Syawal, 1 Ramadhan dan 1 Dzulhijjah, dimana hal tersebut berkenaan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan, perayaan hari Raya Idul Fitri, pelaksanaan Wukuf di Arafah dan perayaan hari raya Idul Adha.

Namun secara hukum, penentuan awal bulan Qamariyah dihukumi Fardhu kifayah pada setiap bulannya, dikarenakan secara umum erat kaitannya dengan pelaksanaan Ibadah yang telah disebutkan di atas dan ada sebagian yang menjalankannya, seperti; masa 'Iddah seorang wanita yang ditinggal mati suaminya (4 bulan 10 hari), umur Haid, umur Baligh, jatuh tempo pembayaran hutang, Nadzar, Ta'liq Thalaq dan lain-lain.

Penentuan Awal Bulan Qamariyah ditentukan  menurut Madzhab Imam As-syafi'i Radliyallaahu Anhu dengan harus menetapi salah satu dari lima (5) syarat di bawah ini ;
  1. Bulan sebelumnya telah sempurna 30 hari
  2. Melihat  Hilal, dimana ketinggiannya harus minimal 3¤
  3. Mempercayai orang yang telah melihat Hilal
  4. Kabar orang terpercaya perihal terjadinya penglihatan Hilal (ini yang dilakukan Kemenag RI dalam mengumumkan sidang Itsbat penetapan 1 Ramadhan atau 1 Syawal)
  5. Berijtihad mengenai masuknya Awal bulan Qamariyah.


Perlu diketahui bahwa Hasil dari Hisab Awal Bulan Qamariyah menurut sistem Ephimeris adalah data perkiraan datangnya Bulan Baru Qamariyah, dimana hasilnya menurut madzhab Imam Syafi'i tidak dapat dijadikan penentu awal bulan, karena harus menunggu hasil Rukyat.
Data yang diperlukan  dalam Hisab Awal Bulan Qamariyah Methode Ephimeris adalah Data Matahari dan Bulan yang terdapat dalam Buku Ephimeris Hisab Rukyat yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (KEMENAG RI) yang selalu update setiap tahunnya.

Hisab Awal Bulan Qamariyah Methode Ephimeris


A. Ijtima' tanggal 29 Sya'ban 1438 H/Jum'at Legi tanggal 25 Mei 2017
Dan dibawah ini di-contohkan Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia ;
Contoh kita kali ini adalah menghitung perkiraan awal Bulan Ramadhan 1438 H. Untuk mengecek data ephimerisnya, silahkan buka download buku ephimeris hisab rukyat

Ijtima' terjadi saat Bulan dan Matahari sejajar dengan Dairah Urudh, pada saat tersebut Taqwim (bujur) Bulan bertepatan dengan Taqwim (bujur) Matahari, dengan kata lain Ijtima' adalah peristiwa dimana Bulan dan Matahari terletak pada Bujur astronomi yang sama, saat tersebut posisi Bulan berada diantara Bumi dan Matahari, karena yang terkena sinar Matahari adalah bagian Bulan yang berhadapan dengan Matahari, maka Bulan tidak dapat terlihat dari Bumi, dikarenakan sinarnya memantul ke arah yang berlawanan dengan Bumi.

a. FIB terkecil 25 Mei 2017=0,00189 (20 GMT)
b. ELM  (jam 20 GMT)         = 64¤ 47' 41""
c. ALB   (jam 20 GMT)         = 64¤ 55' 32"
d. Sabaq (kecepatan) Matahari perjam
    ELM (20 GMT)     = 64¤ 47' 41"
    ELM (21 GMT)     = 64¤ 50' 05
    Sabaq Matahari (SM)=(64¤50'05-64¤47'41")
    = 0¤ 02' 24"
e. Sabaq (kecepatan) Bulan perjam
    ALB   (20 GMT)   = 64¤ 55' 32"
    ALB   (21 GMT)   = 65¤ 33' 50"
    Sabaq Bulan (SB) =(65¤33'50" - 64¤55'32")
    = 0¤ 38' 18"

f. Rumus Ijtima' (Konjungsi)
    Jam FIB (terkecil)+( ELM - ALB ) + 7 jam
                                        ------------------
                                              ( SB )

   = jam 20 GMT + (64¤47'41"-64¤55'32)+7 Jam
                                -------------------------------
                                         (0¤ 38' 18")

   = jam 20 GMT + 0¤ 7' 51" : 0¤ 38' 18" + 7 jam
  = jam 20 GMT + 0¤ 12' 17,86" + 7 jam (WIB)
   = 03j 12m 17,86d WIB.

    Nilai  12m 17,86d ini disebut dengan Titik Ijtima' (TI)

Jadi Ijtima' pada tanggal 29 Sya'ban 1438 H./25 Mei 2017 (Jum'at Legi) adalah ;
Jam 03. 12. 17,86 WIB.

Dimana kriteria visibilitas Hilal di Indonesia adalah ;
  1. Umur Hilal minimal harus 8 jam sejak terjadinya Ijtimak
  2. Jarak sudut Bulan dan Matahari minimal 6¤ 4'
  3. Beda tinggi Bulan dan Matahari minimal harus 4¤
  4. Ketinggian Hilal minimal harus 3¤.

Untuk memenuhi kriteria tersebut atau tidaknya dapat diketahui dengan beberapa hasil perhitungan selanjutnya.

Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia

     
B. Menghitung posisi dan keadaan Hilal (PKH) tanggal 29 Sya'ban 1438 H/25 Mei 2017 M

1. Mencari Sudut Waktu Matahari saat terbenam

SWM = sin TM : cos LT : cos DM - tan LT × tan DM
          = sin -1¤ 04' 43,51" : cos -6¤ 41' 45" : cos 21¤ 00' 09"- tan -6¤ 41' 45" × tan 21¤ 00'  09"
           = 88¤ 34' 51,06" : 15
           = 05j 54m 19,4d

Cara pencet kalkulator Real Max LK
shift cos (sin -1¤ 04' 43,51" : cos-6¤ 41' 45" - cos 21¤ 00' 09" - tan -6¤ 41' 45" × tan 21¤ 00' 09"

2. Saat Matahari Terbenam (MT)

Kulminasi         = 12. 00. 00
PWM                  = 00. 03. 05
                               --------------- -
                               11. 56. 55
SWM                  = 05. 54. 19,4
                               --------------- +
                               17. 51. 14,4
KWD                  = 00. 13. 43,27
                            = 17. 37. 31,13

Jadi Waktu Matahari tenggelam jam17j 37m 31,13d WIB.
3. Azimuth Matahari saat terbenam (A¤)
Rumus
sin LT : tan SWM : cos LT × tan DM : sin SWM
= sin -6¤ 41' 45" : tan 88¤ 34' 51,06" : cos -6¤ 41' 45" × tan 21¤ 00' 09" : sin 88¤ 34' 51,06"
= 79¤ 59' 29,94" ( U - B )

Cara pencet kalkulator Real Max LK :
shift tan (-sin -6¤ 41' 45" : tan 88¤ 34' 51,06" : cos -6¤ 41'  45" × tan 21¤ 00' 09" : sin 88¤ 34' 51, 06" ×-1)

Jadi Azimuth Matahari saat terbenam adalah 79¤ 59' 29,94" U - B ( dari titik Utara ke titik Barat)

A¤ = 360 - 79¤ 59' 29,94"
      = 280¤ 0' 30,06" U-T-S-B  ( dari titik Utara - titik Timur - titik Selatan - titik Barat).
B. Menentukan ARM (المطالع البلادية)
Rumus menta'dil = A - (A-B) × C : 1

A = Data Satar Awal (AR¤M1) 10  GMT = 62¤ 24' 43"
B  = Data Satar Tsani  (AR¤ M2) 11 GMT = 62¤ 27' 15"
C  = 1¤ -  Nilai Titik Ijtima' = 0¤ 47' 42,14"
1  = Nilai selisih antara Satar Awal  dan Satar Tsani = 1

   A - (A-B) × C : 1
= 62¤ 24' 43" - (62¤ 24' 43" - 62¤27' 15") × 0¤ 47' 42,14" : 1
= 62¤ 26' 43,85"

Ket.
A = 10 GMT
B = 11 GMT

4. Menentukan ARB (المطالع البلادية)
Rumus menta'dil = A - (A-B) × C : 1
A  = Data ARB 10  GMT = 57¤ 27' 05"
B  = Data ARB 11 GMT  = 58¤ 05' 37"
C  = 1¤ -  Nilai Titik Ijtima' = 0¤ 47' 42,14"
1  = Nilai selisih antara A dan B = 1

A - (A-B) × C : 1
= 57¤ 27' 05" - (57¤ 27' 05" - 58¤ 05' 37") × 0¤ 47' 42,14" : 1
= 57¤ 57' 43,13"

5. Menentukan Sudut Waktu Bulan (SWB)
SWB = ARM - ARB + PKH
= 62¤ 26' 43,85" - 57¤ 57' 43,13" +  88¤ 34' 51,06"
= 93¤ 03' 51,78"

6. Menentukan Deklinasi Bulan (DB)
Rumus menta'dil = A - (A-B) × C : 1
A  = Data DB 10  GMT = 14¤ 56' 45"
B  = Data DB 11 GMT = 15¤ 04' 54"
C  = 1¤ -  Nilai Titik Ijtima' = 0¤ 47' 42,14"
1  = Nilai selisih antara A dan B = 1

= 14¤ 56' 45" - (14¤ 56' 45" - 15¤ 04' 54") × 0¤ 47' 42,14" : 1
= 15¤ 03' 13,77"


Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia


7. Menentukan Tinggi Hilal Hakiki (THH)
Rumus ;
sin LT × sin DB - cos LT × cos DB × cos SWT

THH = sin -6¤ × sin 15¤ 03' 13,77" - cos -6¤ × cos 15¤ 03' 13,77" × cos 93¤ 3' 13,77"
= 1¤ 23' 10,43"

cara pencet kalkulator Real Max LK
shift cos (sin -6¤ × sin 15¤ 03' 13,77" - cos -6¤ × cos 15¤ 03' 13,77" × cos 93¤ 3' 13,77")¤'"


8. Menentukan Tinggi Hilal Mar'i (THM)

1. Menentukan Parralax untuk mengurangi Tinggi Hilal Mar'i

a. menentukan Horizontal Parralax (HP)

Rumus menta'dil = A - (A-B) × C : 1
A  = Data HP 10  GMT = 1¤ 01' 19"
B  = Data HP 11 GMT = 1¤ 01'' 20"
C  = 1¤ -  Nilai Titik Ijtima' = 0¤ 47' 42,14"
1  = Nilai selisih antara A dan B = 1

=1¤01'19"-(1¤01'19"-1¤01' 20")×0¤47'42,14" :1
= 1¤ 1¤ 19,8"

b. menentukan Parralax dengan rumus ;
PB × cos THH
= 1¤ 1' 19,8" × cos 1¤ 23' 10,43"
= 1¤ 1' 18,72"

2. Menentukan Semidiameter Bulan (SDM2)

Rumus menta'dil = A - (A-B) × C : 1
A  = Data SDM 10  GMT = 16¤ 42' 55"
B  = Data SDM 11 GMT = 16¤ 42' 70"
C  = 1¤ -  Nilai Titik Ijtima' = 0¤ 47' 42,14"
1  = Nilai selisih antara A dan B = 1

= 16¤ 42' 55" - (16¤ 42' 55" - 16¤ 42'  70") × 0¤ 47' 42,14"  : 1
= 16¤ 43' 6,93"

3. Menghitung Refraksi untuk menambah  THH

Rumus menta'dil = A - (A-B) × C : 1
A  = Data Ref 10  GMT 1¤ 25' = 0¤ 19,5'
B  = Data  Ref 11 GMT 1¤ 31' = 0¤ 19,1'
C  = 1¤ -  Nilai Titik Ijtima' = 0¤ 47' 42,14"
1  = Nilai selisih antara A dan B = 1

=0¤ 19,5' - (0¤19,5' - 0¤19,1') × 0¤ 47' 42,14" : 1
= 0¤ 19' 10,92"


9. Menghitung Tinggi Hilal Mar'i (THM)

Rumus ; THH - Parralax + SDM2 + Ref + KU
= 1¤ 23' 10,43" - 1¤ 1' 18,72" + 16¤ 43' 6,93" + 0¤ 19' 10,92  + 0¤ 14' 43,51"
= 17¤ 38' 53,07"


10. Menghitung Mukuts / lama Hilal di atas Ufuk (LHU)
Rumus ; THM : 15
= 17¤ 38' 53,07" : 15
= 1j 10m 35,58d


11. Menghitung Azimuth Bulan (AZB)
Rumus ; sin LT (m) : tan SWB + cos LT (m) × tan DB : sin SWB
= sin -6¤ : tan 93¤ 03' 51,78" + cos -6¤ × tan 15¤ 03' 13,77" : sin 93¤ 03' 51,78")¤'"
= 15¤ 17' 39,43" (U - B)

360¤ - 15¤ 17' 39,43" (U - B)
= 344¤ 42' 20,57" (U - T - S - B)

Keterangan ;
  • Bila Azimuth Matahari atau Bulan bernilai negatif, (-), maka dihitung dari titik Selatan ke titik Barat.
  • Dan bila bernilai positif (+), maka dihitung dari titik Utara ke titik  Barat.

12. Menghitung posisi Hilal (PH)
Rumus ; (  A¤- AZB)
= 75¤ 59' 29,94" - 15¤ 17' 39,43"
= 60¤ 41' 50,51" (di sebelah Selatan Matahari)

Keterangan ;
  • Apabila posisi Hilal di sebelah Selatan Matahari, maka bernilai positif (+)
  • Dan bila berada di sebelah Utara Matahari, maka posisi Hilal bernilai negatif (-).

13. Menghitung Luas Cahaya Hilal (LCH)
Rumus menta'dil = A - (A-B) × C : 1
A  = Data FIB 10  GMT = 0,00728
B  = Data  FIB 11 GMT = 0,00807
C  = Nilai Titik Ijtima'+ 1 = 0¤ 47' 42,14"
1  = Nilai selisih antara A dan B = 1

= 0,00728 - (0,00728-0,00807) × 0¤ 47' 42,4" : 1
= 0,0079080807222 (Jari/Usbu')

14. Menghitung Lebar Cahaya Hilal (LCAH)
Menggunakan satuan ukur jari-jari (Usbu') hasilnya mutlak

Rumus ;
LCAH = \/ PH + THM : 15
= 60¤ 41' 50,51" + 17¤ 38' 53,07" : 15
= 61,87390222222 (jari-jari)

15. Menghitung Posisi Kemiringan Hilal (PKH)
PKH = PH : THM
         = 60¤ 41' 50,51" : 17¤ 38' 53,07"
         = 03¤ 26' 21,55"
  • Jika PKH di bawah nilai 15¤ atau
  • PKH lebih dari 15¤ dan PH bernilai positif (+), berarti posisi Hilal miring ke Utara
  • Dan jika PKH lebih dari 15¤ dan PH  bernilai negatif (-), berarti posisi Hilal miring ke Selatan.


Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia



16. Menghitung saat Hilal Terbenam (HT)

HT = MT + LHU
       = 17j 37m 31,13d + 1j 10m 35,58d
       = 18j 48m 06,71d WIB

Kesimpulan

29 Sya'ban 1438 H / Jum'at Legi, 25 Mei 2017 M ;

Ijtima' (Konjungsi) terjadi pada
Jum'at Legi, 25 Mei 2017 Dini Hari
Jam : 03. 12.17,86 WIB
Matahari terbenam 
jam :  17. 37. 31,13 WIB
Azimuth Matahari saat terbenam 79¤ 59' 29,94" ( U - B )
Sudut Waktu Matahari saat Terbenam 88¤ 34' 51, 06"
Sudut Waktu Bulan   93¤ 03' 51,78"
Tinggi Hilal Hakiki   01¤ 23' 10,43"
Tinggi Hilal Mar'i  17¤ 38' 53, 07"
Lama Hilal di atas Ufuk 01j 10m 35,58d
Azimuth Bulan 15¤ 17' 39,43" (U-B)
Azimuth Matahari  79¤ 59' 29,94" (U-B)
Posisi Hilal 60¤ 41' 50,51"
Luas Cahaya Hilal  0,0079080807222 (Jari/Usbu')
Lebar Cahaya Hilal  61,87390222222 (jari-jari)
Kemiringan Hilal  3¤ 26' 21, 55" (miring ke Utara)
Hilal terbenam 18. 48. 6,71 WIB

Dengan mengacu pada kriteria visibilitas Hilal di Indonesia yakni ;
  1. Umur Hilal minimal harus 8 jam
  2. Jarak sudut Waktu Bulan dan Matahari minimal 6¤ 4'
  3. Beda tinggi Bulan dan Matahari minimal harus 4¤
  4. Ketinggian Hilal minimal harus 3¤.
Maka untuk menentukan awal Ramadhan 1438 H harus menunggu hasil Rukyat.

Informasi seputar Bulan-bulan dalam Kalender Hijriyah 2021 dan Jadwal Puasa Ramadhan 1442 dapat diakses disini.

Sedangkan Untuk mengetahui Kesimpulan Hasil Hisab Awal Bulan Qamariyah di tahun 2020-2021 menurut methode Sullamu An-Nayyirain, silahkan Klik disini.

Demikian Artikel Cara Hisab Awal Bulan Qamariyah di Indonesia yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

Buka Komentar